Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Menyambut tahun depan, dia memperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan semakin marak, baik dari jumlah emisi maupun nilainya. Pertimbangannya adalah, dengan ekonomi yang mulai pulih, dampak pandemi bisa berkurang seiring vaksin yang sudah didistribusikan, hingga perusahaan-perusahaan yang akan segera melakukan ekspansi.
Namun, Yudha melihat lonjakan penerbitan baru akan terjadi pada paruh kedua tahun depan. Menurutnya, publik akan melihat dulu proses pemulihan ekonomi maupun distribusi dan efektivitas vaksin virus corona.
“Tapi, dengan banyaknya obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada tahun depan, yield SUN masih akan turun, bisnis berangsur pulih, hingga risiko yang berkurang, penerbitan berpeluang lebih baik dari tahun ini. Dari sisi investor kan risk appetite juga akan membaik,” terang Yudha.
Baca Juga: Bunga rendah, pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bakal terbatas di 2021
Dia menyarankan, bagi investor yang tertarik masuk obligasi korporasi harus tetap mengutamakan ke hatian-hatian. Dengan likuiditas obligasi korporasi yang kurang baik, instrumen ini lebih cocok untuk dibeli lalu di-hold, ketimbang untuk trading.
Beberapa sektor yang dinilai Yudha punya potensi apik pada tahun depan adalah sektor konsumer dan telekomunikasi yang teruji tangguh dan minim terdampak selama pandemi. Sementara sektor multifinance dan perbankan juga menarik mengingat keduanya merupakan mayoritas market cap obligasi korporasi.
“Pertimbangan paling penting adalah pilih penerbit yang punya struktur permodalan kokoh. Selain itu, pastikan bahwa penerbit punya perusahaan yang siap mem-back-up,” pungkas Yudha.
Selanjutnya: Prospek investasi obligasi tahun 2021 diramal masih menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News