Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) diperkirakan positif pada tahun 2024 dan tahun 2025 mendatang. Penyempurnaan aturan Coordination of Benefit (CoB) hingga potensi membaiknya daya beli masyarakat turut menyokong kinerja HEAL.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai prospek HEAL ke depan positif. Dia menilai, pendorong utamanya dari agresivitas ekspansi rumah sakit yang bertujuan meningkatkan penetrasi pasar.
"Stabilitas perekonomian domestik akan beri peningkatan permintaan akan sektor kesehatan, apalagi saat ini tindakan preventif dan kuratif juga berlaku pasca pandemi Covid-19," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11).
Baca Juga: Adopsi Strategi Ekspansi Cepat, Simak Rekomendasi Saham Hermina (HEAL)
Hal itu tercermin dari pendapatan HEAL yang tumbuh 18,95% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 5,02 triliun. Lalu laba bersih tumbuh 34,20% menjadi Rp 468,16 miliar.
Di sisi lain, kendati secara keseluruhan kinerja HEAL positif, tetapi di kuartal III kinerja laba bersih HEAL mengalami penurunan. Analyst Buana Capital, James Stanley Widjaja mencermati, laba bersih HEAL di kuartal III turun 17,9% secara kuartalan (YoY) menjadi Rp 125 miliar.
Nah, berdasarkan pengamatannya, turunnya margin HEAL karena pembukaan rumah sakit. Selain itu, industri rumah sakit menghadapi lalu lintas yang lebih lambat pada kuartal III 2024 akibat daya beli yang lebih lemah dan lebih sedikitnya kasus virus dan non-virus.
Hal itu tercermin dari turunnya volume rawat inap kuartal III turun 3% QoQ menjadi 492.000 hari rawat inap. Adapun untuk rawat jalan meningkat 9,2% QoQ, didorong Astra International mengarahkan karyawannya ke HEAL untuk pemeriksaan kesehatan.
Baca Juga: Direksi Hermina Tambah Kepemilikan 1 Juta Saham di Medikaloka (HEAL), Ini Tujuannya
Untuk jangka pendek, James menilai akan ada kontraksi pada sisi marjin. James melihat, biaya obat dan biaya medis terhadap penjualan/penyusutan terhadap penjualan HEAL pada kuartal III naik 95bps/400bps QoQ menjadi 21,8%/13,9% karena pembukaan Hermina Madiun dan Hermina IKN, ditambah pada kuartal ini akan dibuka Hermina PIK2.
Dus, pada kuartal IV ini diperkirakan volume pasien juga masih akan rendah, mengingat tren secara musiman dan tekanan marjin pada rumah sakit baru.
Meski demikian, Buana Capital memandang positif prospek HEAL ke depan. Sebab dia melihat kebijakan CoB sebagai solusi yang saling menguntungkan bagi BPJS dan asuransi swasta, serta dapat meningkatkan marjin bagi HEAL.
"Dengan marjin EBITDA COB sebesar 23%-25% dibandingkan dengan marjin BPJS sebesar 15%-20%," hitungnya.
Baca Juga: Adopsi Strategi Ekspansi Cepat, Simak Rekomendasi Saham Hermina (HEAL)
Hanya saja, implementasi CoB dinilai memerlukan peraturan lebih lanjut mengenai mekanisme tagihan tunggal. "Manajemen yakin dapat menambah marjin EBITDA sebesar 100bps pada 2025 dengan pertumbuhan volume, implementasi CoB dan pengendalian biaya," sambung James.
Karenanya, James mempertahankan rekomendasi buy HEAL dengan target harga Rp 1.900. Adapun Nafan merekomendasikan accumulate buy dengan target harga Rp 1.660, mengingat daya beli diperkirakan akan kembali pulih saat suku bunga kembali diturunkan.
Selanjutnya: Harga Pangan Malut : Garam Beryodium, Bawang, Cabai, dan Ikan Naik, Selasa (26/11)
Menarik Dibaca: 5 Tanda Kulit Butuh Serum Vitamin C, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News