Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seiring dengan tren peningkatan harga koin-koin kripto, tercatat aliran dana masuk sebesar US$ 1,81 miliar ke dalam 12 ETF Bitcoin Spot pada periode 28 April hingga 2 Mei 2025 lalu.
Financial Expert Ajaib Panji Yudha menyebut, itu menjadi sinyal positif dari investor institusi terhadap pasar kripto, terkhusus Bitcoin.
“Arus masuk ke ETF menjadi penanda penting bahwa investor institusional melihat Bitcoin sebagai lindung nilai dan instrumen jangka panjang yang kian sah di mata pasar global,” sebut Panji dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5).
Memang, harga Bitcoin sempat menyentuh level US$ 97.900 pada Jumat (2/5) lalu, sebelum turun 3,47% dalam tiga hari terakhir dan bertengger di kisaran US$ 94.500 pada Selasa (6/5).
Baca Juga: Harga Tembus Level Tertinggi, Bitcoin Kerek Optimisme Pasar Kripto
Penurunan ini terjadi setelah bulan April ditutup dengan kenaikan sebesar 14% yang didorong arus masuk institusional di pasar ETF Bitcoin spot.
Untuk diketahui, pada pekan sebelumnya ETF Bitcoin spot mencatat aliran dana masuk sebesar US$ 3 miliar. Meski menurun, Panji menilai pencapaian pekan lalu tetap menunjukkan minat institusi terhadap Bitcoin masih kuat.
“Bahkan, ketika pasar mengalami volatilitas jangka pendek,” imbuh Panji.
Panji melihat ada peluang bahwa Bitcoin bisa mencetak rekor baru di tahun 2025 dengan dukungan fundamental yang solid dan minat institusional yang belum surut.
Kata Panji, saat ini Bitcoin tengah menguji resistensi kuat di level US$ 95.000. “Jika mampu bertahan di atas level tersebut, target jangka pendek berada di level psikologis US$ 100.000. Namun, jika gagal, BTC berpotensi menguji ulang support di area $85.000,” sebut Panji.
Pada laporan Departemen Keuangan AS, juga terdapat kemungkinan pembentukan cadangan Bitcoin nasional (Strategic Bitcoin Reserve), sesuai dengan perintah eksekutif Presiden Trump yang ditandatangani 6 Maret lalu. Kata Panji, ini bakal menjadi katalis lain bagi masa depan pasar kripto.
“Meski isi laporan tersebut belum tentu akan dipublikasikan, implikasinya diyakini besar. Jika AS mulai mengakumulasi Bitcoin secara resmi, bukan tidak mungkin negara lain akan mengikuti langkah serupa,” imbuh Panji.
Baca Juga: Harga Bitcoin Bertahan di Level US$ 94.000, Momentum Bullish Tetap Terbuka?
Selanjutnya: IHSG Menguat Tujuh Hari Beruntun, Cermati Prospeknya ke Depan
Menarik Dibaca: 4 Varian Micellar Water Wardah Sesuai Jenis Kulit untuk Hapus Makeup dan Kotoran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News