Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten grup Salim dari sektor konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) kompak mencatatkan kinerja gemilang pada periode semester I-2025.
INDF mencatatkan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 4% menjadi Rp 59,84 triliun per semester I-2025 dibandingkan Rp 57,30 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 51% menjadi Rp 5,84 triliun dari Rp 3,85 triliun pada semester pertama tahun lalu, terutama karena lebih rendahnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi yang timbul dari kegiatan pendanaan.
ICBP membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 2% menjadi Rp 37,60 triliun per semester I-2025 dibandingkan Rp 36,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Komisaris Tak Dapat Tantiem dan Bonus, Begini Efeknya ke Emiten BUMN & Anak Usahanya
Dari segi bottom line, ICBP melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk nduk naik 56% menjadi Rp 5,54 triliun per akhir Juni 2025, dari Rp 3,54 triliun pada semester pertama tahun lalu
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan Indofood menunjukkan kinerja operasional yang konsisten di tengah kondisi global yang penuh perubahan serta tingkat kepercayaan konsumen yang melemah pada semester I-2025.
"Kami akan tetap fokus dalam menghasilkan pertumbuhan secara organik, serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat," kata Anthoni dalam keterangan resminya, Kamis (31/7/2025).
Analis MNC Sekuritas Hijjah Marhama menyampaikan pertumbuhan laba INDF dan ICBP pada semester I-2025 lalu masih tergolong solid dan sesuai dengan ekspektasi.
Meski pendapatan cenderung stagnan, kinerja laba tetap positif berkat keberhasilan perusahaan dalam melakukan efisiensi operasional.
Selain itu, diversifikasi produk dari kedua emiten menjadi salah satu faktor utama untuk kenaikan laba dan solidnya tingkat penjualan.
Khusus untuk ICBP, perbaikan juga didorong oleh penurunan beban keuangan yang signifikan yakni sebesar 66% menjadi Rp1,29 triliun.
"Fundamental menarik dari grup salim ini ialah mereka mampu dalam pengendalian bahan baku dengan menjadikan supplier sebagai anak usaha sehingga meminimalisir lonjakan harga bahan baku dan ketersediaan stok. Ini yang membuat margin-nya solid," ujar Hijjah kepada Kontan, Jumat (1/8).
Hijjah memproyeksikan pendapatan untuk INDF di tahun 2025 di level Rp 118-Rp 120 triliun dengan ekspetasi laba di level Rp 11-Rp 13 triliun. Sementara, laba ICBP diproyeksikan di level Rp 10-Rp 11,5 triliun hingga sisa akhir tahun 2025.
Hijjah merekomendasikan saham INDF dan ICBP di target harga masing-masing Rp 9.200 dan Rp 11.000-Rp 11.500 per saham.
Baca Juga: Kinerja Medco Energi Internasional (MEDC) Menurun, Simak Rekomendasi Analis
Selanjutnya: Chery Targetkan 2.000 SPK di GIIAS 2025, New Energy Vehicle Dominasi Penjualan
Menarik Dibaca: Resep Donat Susu Malaysia Viral Cuma Pakai 1 Telur, Lembut dan Anti Bantat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News