Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) segera merealisasikan proyek pembangkit listrik minihidro. Proyek pertama bakal digarap awal tahun depan.
ABMM akan menggarap proyek minihidro melalui anak usahanya, yaitu PT Sumberdaya Sewatama. Hasto Kristiyono, Presiden Direktur Sumberdaya Sewatama, mengatakan, tahun depan ada dua proyek minihidro yang mulai konstruksi. Kapasitas masing-masing minihidro tidak lebih dari 10 Megawatt (MW). "Nilai investasinya sekitar US$ 2 juta per MW," ujar Hasto ke KONTAN, Rabu (10/10).
Proyek pertama berlokasi di Makasar. Hingga lima tahun mendatang, Sewatama menargetkan menggarap proyek minihidro dengan total kapasitas 50 MW. Dus, nilai total investasinya mencapai US$ 100 juta.
Sewatama menggandeng mitra kerja dalam pengerjaan proyek-proyek minihidro. Adapun mitranya adalah Jaya Dinamika Geohidroenergy. Saat ini kedua pihak masih membicarakan porsi kepemilikan saham dalam proyek minihidro tersebut. "Yang jelas kami akan menjadi mayoritas, tetapi persentasenya masih dibicarakan," kata dia.
Mengenai sumber pendanaan, Hasto bilang, perseroan sedikitnya menjajaki dua opsi yaitu penerbitan obligasi dan pinjaman lembaga keuangan. Pada September lalu, manajemen Sewatama melakukan mini expose dalam rangka penerbitan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengurus BEI mengatakan, Sewatama berniat menerbitkan obligasi senilai Rp 700 miliar. Jenis obligasinya meliputi konvensional dan syariah (sukuk). Mengenai kelanjutan rencana itu, Hasto mengungkapkan, Sewatama masih akan mengkaji lebih lanjut. Pasalnya, realisasi penerbitan obligasi ini akan sangat tergantung pada kondisi pasar.
Jadi, manajemen belum tahu secara pasti apakah penerbitan obligasi tersebut akan diwujudkan atau tidak. Jika obligasi tidak terealisasi, maka opsi lain untuk mendanai proyek tersebut adalah menarik pinjaman dari lembaga keuangan.
Selain mini hidro, anak usaha ABM Investama ini siap menggarap pembangkit listrik berbasis batubara. Namun saat ini, Sewatama masih mengkajinya. ABM Investama melalui Sewatama memang telah memperluas lini usaha dari sebelumnya hanya berbisnis penyewaan mesin pembangkit tenaga listrik (disel).
Untuk memuluskan agenda itu, perseroan mengakuisisi 70% saham PT Energi Alamraya Semesta beberapa waktu lalu. Energi Alamraya merupakan perusahaan penghasil listrik tenaga batubara atau coal fired power producer (CFPP) steam turbine di Aceh yang berdiri sejak 2008. Energi Alamraya akan melayani kebutuhan listrik PLN serta menyediakan listrik mulut tambang untuk konsesi batubara PT Media Djaya Bersama, salah satu anak usaha grup ABM Investama di Aceh.
Diversifikasi bisnis ini diharapkan mendongkrak kinerja Sewatama dan ABMM sebagai induk usaha. Per Juni 2012, divisi sewa mesin pembangkit tenaga listrik menyumbang sekitar 14,66% dari total pendapatan ABMM setara dengan US$ 63,03 juta. Adapun total pendapatan ABMM hingga semester pertama tahun ini mencapai US$ 430,39 juta.
Analis Lautandhana Securindo Krisnha D Setiawan menilai obligasi merupakan pilihan pendanaan yang lebih menguntungkan. Alasannya, iklim investasi cukup baik dan dana asing yang masuk ke Indonesia cukup besar. “Tetapi syaratnya, peringkat obligasi perusahan juga harus bagus,” ujar Krishna.
Penerbitan obligasi juga tidak masalah selama rasio utang ABMM masih dalam batas wajar.Harga saham ABMM, Rabu (10/10), ditutup tidak beranjak dari Rp 3.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News