kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 7.027   49,72   0,71%
  • KOMPAS100 1.048   6,42   0,62%
  • LQ45 823   4,50   0,55%
  • ISSI 213   0,45   0,21%
  • IDX30 419   1,68   0,40%
  • IDXHIDIV20 504   0,76   0,15%
  • IDX80 120   0,76   0,64%
  • IDXV30 124   -0,33   -0,26%
  • IDXQ30 140   0,38   0,27%

8 Sentimen global dan domestik akan mempengaruhi gerak IHSG pekan ini


Senin, 07 September 2020 / 05:45 WIB
8 Sentimen global dan domestik akan mempengaruhi gerak IHSG pekan ini


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

5. Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan beberapa pejabat Fed selama seminggu terakhir menegaskan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu beberapa tahun akibat pandemi covid-19. Perekonomian membutuhkan suku bunga rendah untuk mendukung aktivitas ekonomi untuk waktu yang panjang.

Rata-rata inflasi membuat peluang kenaikan bunga lebih lambat terjadi. Dan The Fed juga tidak akan menaikkan bunga biarpun terjadi perbaikan angka pengangguran dan mencapai target yang diinginkan.

6. Angka Purchasing Managers Index (PMI) beberapa negara menunjukkan perbaikan. Pada bulan Agustus data PMI Zona Eropa menunjukkan aktivitas ekonomi bergerak lebih baik dari ekspektasi di angka 51,9 lebih baik dari perkiraan 51,6.

Angka di atas 50 menunjukkan ekonomi ekspansi, namun angka ini lebih rendah dari bulan Juli di 54,9 ketika ekonomi masih berjuang menghadapi gangguan pandemi Covid-19. Purchasing Managing Indeks (PMI) sektor jasa China di bulan Agustus menunjukkan angka 54 turun sedikit dibandingkan 54,1 point pada Juli. Terlihat terjadi perlambatan pemulihan ekonomi.  

Baca Juga: 9 Perusahaan akan melantai di BEI mulai besok

7. Data Covid-19 di Indonesia masih terus naik baik dari total cases, daily new cases, active cases. Untuk data total deaths dan daily deaths juga tetap naik. Masih naiknya kasus potensi tekanan pada perekonomian. Tetapi naiknya jumlah recovered menjadi sentimen positif penyeimbang. Terlihat terjadi perlambatan ekonomi di Agustus 2020 di tandai dengan deflasi sebesar 0,05%.

Angka inflasi secara year to date menjadi 0,93% dan inflasi tahunan atau year on year menjadi 1,32%. Pandemi Covid-19 telah memukul daya beli masyarakat sehingga demand atau permintaan barang dan jasa turun. Hal ini berdampak pada peluang konsumsi masyarakat turun sehingga berpeluang membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga akan kembali negatif. Bila belanja pemerintah efektif diharapkan mampu membawa ekonomi keluar dari resesi pada kuartal keempat. Belanja fiskal menjadi satu-satunya harapan pemulihan ekonomi saat ini.

Baca Juga: KMDS, BBSI, dan SCNP akan mencatatkan saham di BEI pada Senin (7/9)

8. Kabar amandemen Undang-undang tentang Bank Indonesia menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Bank Indonesia terancam tidak independen karena akan berada di bawah Dewan Moneter yang dikepalai menteri keuangan. Menteri keuangan dikabarkan akan mempengaruhi kebijakan moneter yang selama ini digawangi Bank Indonesia.

Mekanisme burden sharing antara Bank Indonesia dan Pemerintah akan diperpanjang hingga tahun 2022. Bank Indonesia yang selama ini lebih fokus pada stabilitas ekonomi dengan menjaga inflasi mendapatkan tugas tambahan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja. Belum lagi rumor pengawasan sektor keuangan tidak akan terintegrasi lagi menambah ketidakpastian pasar. Memang kabar ini belum dapat dipastikan. Tetapi hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan dan membuat pelaku pasar menjadi berhati-hati. 

Selanjutnya: Merosot 2% dalam sepekan, ini proyeksi analis terhadap pergerakan IHSG pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×