kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merosot 2% dalam sepekan, ini proyeksi analis terhadap pergerakan IHSG pekan depan


Jumat, 04 September 2020 / 21:04 WIB
Merosot 2% dalam sepekan, ini proyeksi analis terhadap pergerakan IHSG pekan depan
ILUSTRASI. Petugas kebersihan melintas di depan layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (4/9/2020). Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini yaitu pada level 5.239,85 atau turun 4


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif dalam lima hari perdagangan terakhir. Meskipun begitu, secara kumulatif, IHSG turun 2% selama sepekan ke level 5.239,85 dari sebelumnya di 5.346,66.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, penurunan IHSG disebabkan oleh beberapa faktor, seperti isu resesi pada kuartal III-2020, perlambatan pemulihan ekonomi, jumlah kasus corona yang masih meningkat tinggi, serta lambatnya penanganan corona di Indonesia.

"Adanya rebalancing pada indeks MSCI serta capital outflow yang cukup besar pada minggu ini juga menjadi faktor penyebab penurunan IHSG," kata Hendriko saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/9).

Untuk pekan depan, Hendriko memprediksi, IHSG berpeluang bergerak variatif dengan kecenderungan menguat dalam kisaran 5.156-5.461.

Baca Juga: IHSG turun 2% dalam sepekan, berikut penyebabnya

Menurut dia, sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG masih terkait dengan perkembangan pemulihan ekonomi, penanganan kasus corona, dan rilis data ekonomi, yaitu cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen (IKK), serta penjualan retail bulan Juli 2020.

Di sisi lain, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama memprediksi, untuk pekan depan, IHSG berpotensi bergerak terbatas pada rentang trading 5.160-5.384.

Sentimen pergerakannya berasal dari rilis data initial jobless claim Amerika Serikat yang memang menjadi tolak ukur dalam pengambilan keputusan The Fed ke depan.

"Selain itu dari dalam negeri, pergerakan rupiah dan rilis data penjualan retail dinilai cukup memiliki peran dalam satu pekan ke depan," ucap Okie.

Baca Juga: Beranjak dari level gocap, simak rekomendasi untuk tiga saham Grup Bakrie ini




TERBARU

[X]
×