Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Grup Lippo berencana melepas saham PT Link Net Tbk (LINK) dalam waktu dekat. Saat ini, Grup Lippo tengah membidik beberapa pembeli potensial untuk menyerap saham emiten yang bergerak di bisnis internet provider itu.
Seorang sumber Bloomberg yang mengetahui transaksi ini mengatakan, saham LINK yang akan dijual dibanderol sekitar US$ 500 juta. Salah satu pembeli potensial yang dibidik Lippo adalah MNC Grup yang memiliki bisnis media terbesar di Indonesia.
James Riady, Chief Executive Officer (CEO) Lippo berniat menjual LINK setelah sahamnya tumbuh hampir empat kali lipat usai melantai di bursa pada awal tahun lalu. Pasalnya, Lippo ingin lebih banyak mengembangkan bisnis utamanya seperti properti.
Namun, belum jelas mekanisme penjualan saham ini. Hingga berita ini diturunkan, KONTAN belum mendapat respon dari pihak Grup Lippo maupun Link Net.
Grup MNC sendiri tidak menampik kalau tertarik dengan saham LINK. "Ya kami memang mempertimbangkan hal itu. Namun, jangan tanya saya soal harganya. Kami masih mengkaji," ujar Teddy Pun, Investor Relation PT Global Mediacom Tbk (BMTR) kepada KONTAN, Jumat (27/3).
Sebagai informasi, BMTR merupakan unit usaha MNC Grup yang membawahi bisnis media. BMTR mengelola bisnis televisi free to air dan pay TV. Perseroan juga tengah mengembangkan bisnis broadband.
Di sisi lain, CVC Capital Partners Ltd, yang memiliki 33,5% saham LINK kemungkinan juga akan menjual sahamnya jika pembeli berani menawarkan harga yang cukup kompetitif. Dua sumber lainnya juga mengatakan, diskusi awal mengenai penjualan ini sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu.
Saat ini, saham LINK dikendalikan oleh entitas anak Lippo Grup, PT First Media Tbk (KBLV) yang menggenggam 33,8% saham LINK. Pada November 2014 lalu, KBLV dan CVC melakukan divestasi atas 11% saham LINK dan meraup dana segar Rp 4,2 triliun.
KBLV yang saat itu memiliki 41% saham LINK melepas 226,67 juta saham atau 7,45% saham di harga Rp 6.000 per saham. KBLV melepas saham tersebut kepada tiga bank, yakni Credit Suisse (Singapore) Limited, Goldman Sachs International, dan CIMB Bank Berhad Cabang Labuan Offshore. Ketiganya akan menjual kembali saham itu kepada investor institusi intenasional.
Dus, dari aksi korporasi itu, KBLV resmi mengantongi dana sebesar Rp 1,36 triliun. Dana itu digunakan KBLV untuk ekspansi fiber optik dan bayar utang. Sementara CVC melepas 473,13 juta saham atau sekitar 15,55% saham di harga yang sama. Dengan begitu, Asia Link mereguk dana hingga Rp 2,83 triliun.
Kinerja LINK sendiri masih moncer. Sepanjang tahun lalu, perseroan meraup laba bersih Rp 557,7 miliar. Angka tersebut tumbuh 53,99% dibanding Rp 362,16 miliar di 2013. Sementara pendapatannya meningkat 28,31% dari Rp 1,66 triliun menjadi Rp 2,13 triliun.
Pada perdagangan Jumat (27/3), saham LINK masih berkubang di zona merah atau turun 2,01% ke level Rp 6.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News