kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yield surat utang Indonesia stabil, peminat lelang SBSN capai Rp 25,85 triliun


Selasa, 13 Oktober 2020 / 19:47 WIB
Yield surat utang Indonesia stabil, peminat lelang SBSN capai Rp 25,85 triliun
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang ditawarkan hari ini (13/10) masih tinggi. Berdasarkan rilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), total penawaran yang masuk dari lelang tersebut sebesar Rp 25,85 triliun. 

Sebagai perbandingan, total penawaran yang masuk di lelang SBSN dua pekan sebelumnya hanya Rp 19,85 triliun. Pemerintah juga menambah lelang SBSN di 30 September dan menerima penawaran masuk sebesar Rp 6,27 triliun. 

Maka, total lelang SBSN dua pekan lalu mendapat penawaran masuk Rp 26,12 triliun dan tidak berbeda jauh dari penawaran yang masuk di lelang kali ini. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, minat investor tetap tinggi pada lelang menunjukkan bahwa pasar obligasi saat ini likuid. Pergerakan yield obligasi tenor acuan 10 tahun yang cenderung stabil di sekitar 6,9% juga membuat investor tertarik untuk memburu surat utang. 

Baca Juga: Penawaran yang masuk dalam lelang SBSN mencapai Rp 25,85 triliun

Dalam lelang kali ini, dia masih melihat investor domestik yang menjadi penyokong terbesar pada permintaan. "Kekuatan investor domestik baik untuk menopang pasar sambil saat ini pasar surat utang pemerintah masih menunggu investor asing masuk lebih signifikan," kata Ramdhan, Selasa (13/10). 

Seri PBS025 yang jatuh tempo di 15 Mei 2033 mendapat total penawaran masuk terbesar dengan nilai Rp 8,13 triliun. Seri ini memiliki yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,09%. Pemerintah menyerap Rp 3,75 triliun dari seri ini. 

Tenor panjang seperti seri PBS028 yang jatuh tempo di 15 Oktober 2046 juga mendapat penawaran tertinggi kedua, sebesar Rp 7,16 triliun. Seri ini memiliki yield rata-rata yang dimenangkan sebesar 7,47%. Pemerintah menyerap Rp 2,35 triliun dari seri ini. 

Di urutan ketiga, seri SPNS14042021 menerima penawaran masuk sebesar Rp 4,92 triliun. Seri ini memiliki yiled rata-rata tertimbang sebesar 3,13%. Sementara, pemerintah menyerap Rp 2,2 triliun dari seri yang jatuh tempo pada 14 April 2021 ini. 

Sementara, seri PBS026 mendapat penawaran Rp 2,91 triliun. Seri yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini memiliki yield rerata tertimbang di 5,3%. Pemerintah menyerap Rp 2 triliun dari seri ini. 

Sedangkan, seri PBS027 mendapat total penawaran yang paling kecil sebesar Rp 2,73 triliun. Seri ini memilik yield rerata tertimbang di 4,5% dan jatuh tempo di 15 Mei 2023. Pemerintah menyerap Rp 1,18 triliun dari seri ini. 

Ramdhan mengatakan, institusi seperti dana pensiun dan asuransi memang cenderung memburu lebih banyak di tenor panjang. 

Baca Juga: Inilah 9 negara terkaya di dunia, Indonesia urutan berapa?

Secara keseluruhan pemerintah menyerap Rp 11,9 triliun dari kelima seri yang dilelang hari ini. Penyerapan tersebut melebihi target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 10 triliun. 

Ramdhan bilang, penyerapan yang melebihi target menandakan yield yang para investor tawarkan sesuai dengan ekspektasi pemerintah dan tidak melebihi yield wajar di pasar. 

Dia pun memproyeksikan, prospek lelang surat utang selanjutnya masih akan ramai karena yield surat utang Indonesia menarik dibanding yield negara tetangga. Apalagi jika kondisi ekonomi ke depan membaik, maka investor asing akan lebih banyak masuk ke pasar obligasi pemerintah. 

Selanjutnya: Burden sharing, BI sudah beli SBN sebesar Rp 229,68 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×