kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Yield SBN Naik, Tekanan Outflow Asing Masih Jadi Beban


Jumat, 14 November 2025 / 16:41 WIB
Yield SBN Naik, Tekanan Outflow Asing Masih Jadi Beban
ILUSTRASI. Imbal hasil atau yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada di sekitar 6,11%, naik 4 basis poin dalam sebulan terakhir.


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Imbal hasil atau yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada di sekitar 6,11%, naik 4 basis poin dalam sebulan terakhir. Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan di pasar obligasi, baik dari sisi domestik maupun global.

Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management Domingus Sinarta Ginting mengatakan, pasar sedang berada dalam fase sensitif. “Pasar keuangan berada di bawah tekanan signifikan, dipicu aksi realisasi keuntungan dari investor domestik dan berlanjutnya arus keluar dana asing,” jelasnya kepada Kontan, Jumat (14/11/2025).

Domingus menekankan, ketidakjelasan arah kebijakan Federal Reserve menjadi sumber utama kecemasan pelaku pasar. “Ketidakpastian suku bunga The Fed mendorong investor global melakukan penyesuaian risiko,” ujarnya.

Ia juga menyoroti kenaikan inflasi domestik yang menambah volatilitas dan memperlemah sentimen terhadap SBN.

Baca Juga: Kuota SBN Ritel Terakhir di 2025 Sebesar Rp 10 Triliun, Cek Besaran Kuponnya

Menurut Domingus, yield SBN  saat ini dinilai belum memberikan kompensasi risiko yang memadai. “Level yield yang tersedia kurang atraktif, terutama untuk tenor menengah dan panjang,” jelasnya.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menyebut kenaikan yield SBN sejauh ini memang dipicu derasnya arus keluar asing. “Sejak September, outflow asing di pasar obligasi sudah mencapai sekitar US$ 4,3 miliar sehingga memberikan tekanan pada harga SBN dan mendorong yield bergerak naik,” kata David.

David menilai arus keluar dana asing tersebut belum tentu berhenti dalam waktu dekat. “Probabilitas pemotongan suku bunga Fed pada Desember turun ke sekitar 52%. Jika The Fed mempertahankan suku bunga, spread dengan UST dapat melebar sehingga tekanan outflow dapat berlanjut,” ujarnya.

Menurut David, pergerakan SBN hingga akhir tahun akan ditentukan arah kebijakan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI), dinamika inflow–outflow asing terkait spread US Treasury–SBN, dan kebijakan fiskal pemerintah. “Kebijakan fiskal yang tetap prudent akan mempengaruhi sentimen asing terhadap obligasi Indonesia,” imbuhnya.

Domingus merekomendasikan investor untuk lebih defensif. “Kami menyarankan pengurangan eksposur pada obligasi berdurasi panjang karena sensitivitasnya tinggi terhadap perubahan suku bunga dan meningkatnya volatilitas pasar,” katanya.

Ia mengarahkan investor untuk fokus pada instrumen jangka pendek. “Instrumen jangka pendek menawarkan fleksibilitas lebih baik dan profil risiko yang lebih terkelola,” jelasnya.

Baca Juga: Modal Asing Keluar dari SBN, Begini Prospek Obligasi Hingga Akhir Tahun

Dalam jangka pendek, Domingus melihat peluang kenaikan yield SBN masih terbatas. “Yield 10 tahun berpotensi naik 25 basis poin–50 basis poin, mencerminkan penyesuaian pasar terhadap risiko makro,” ungkapnya.

Namun dalam jangka panjang, David melihat peluang penurunan yield tetap terbuka. “Yield berpeluang menurun seiring ekspektasi pemotongan suku bunga. Tetapi jika penerimaan negara melemah dan penerbitan obligasi meningkat, penurunan yield bisa tertahan,” katanya.

Selanjutnya: Purbaya Buka Peluang Permanenkan Tarif PPh Final 0,5%, tapi Ada Syaratnya!

Menarik Dibaca: Mapple Finance Menempati Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Ambles

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×