kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Modal Asing Keluar dari SBN, Begini Prospek Obligasi Hingga Akhir Tahun


Kamis, 09 Oktober 2025 / 18:03 WIB
Modal Asing Keluar dari SBN, Begini Prospek Obligasi Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat sebanyak Rp 9,76 triliun arus modal asing keluar dari pasar keuangan domestik pada pekan pertama Oktober 2025. Modal asing yang keluar di pasar SBN (surat berharga negara) mencapai Rp 9,16 triliun.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat sebanyak Rp 9,76 triliun arus modal asing keluar dari pasar keuangan domestik pada pekan pertama Oktober 2025. Modal asing yang keluar di pasar SBN (surat berharga negara) mencapai Rp 9,16 triliun. 

Fikri C. Permana, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas mengatakan, keluarnya modal asing disebabkan kombinasi sentimen global dan domestik. Dari faktor eksternal, risiko global yang meningkat, khususnya akibat govenrment shutdown di Amerika Serikat, mundurnya Perdana Menteri Perancis, dan calon Perdana Menteri baru Jepang yang kemungkinan menganut fiskal ekspansif.

Shutdown pemerintah AS telah memasuki minggu kedua tanpa ada tanda-tanda penyelesaian, memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih luas. Layanan pemerintah utama dan rilis data telah dihentikan, menambah ketidakpastian bagi bisnis dan pembuat kebijakan. Cuti panjang diperkirakan akan membebani belanja konsumen dan pertumbuhan kuartal keempat 2025.

Baca Juga: Modal Asing Kabur dari SBN, Rupiah Terancam Tembus Rp 17.000 per Dolar AS

Kemudian dari sentimen domestik, keluarnya modal asing salah satunya dipengaruhi oleh volatilitas rupiah dan menurunnya cadangan devisa Indonesia menjadi US$ 148,7 miliar per September 2025. 

“Rilis data ekonomi domestik di pekan lalu yang kurang menggembirakan, khususnya FX reserves yang menurun,” ujar Fikri kepada Kontan, Kamis (9/10/2025).  

Virine Tresna Sundari, Head of Fixed Income Samuel Sekuritas mengatakan, pada Rabu, 8 Oktober 2025, pasar obligasi Indonesia melanjutkan penguatan. Seri Fixed Rate (FR) terus menguat, dengan penurunan yield di seluruh tenor acuan. FR0103 (yield SUN tenor 10 tahun) turun 8,4 bps ke 6,123%, diikuti FR0107 (yield SUN tenor 20 tahun) yang turun 4,9 bps ke 6,730%, FR0106 (yield SUN tenor 15 tahun) turun 4,1 bps ke 6,620%, dan FR0104 (yield SUN tenor 5 tahun) turun 1,2 bps ke 5.386%. 

Likuiditas pasar juga semakin kuat. Volume transaksi SUN naik 19,53% menjadi Rp 49,09 triliun (dibanding Selasa yang senilai Rp 41,07 triliun). Frekuensi transaksi juga meningkat 4,14% menjadi 3.744 kali, mencerminkan permintaan institusional yang berkelanjutan di tengah penurunan yield global dan kondisi domestik yang kondusif.  

Virine memproyeksikan momentum penguatan ICBI (Indonesia Composite Bond Index) berlanjut. Didukung arus masuk yang stabil, likuiditas yang membaik, dan sentimen teknikal positif di pasar obligasi domestik. 

“Dalam jangka pendek, yield obligasi domestik diperkirakan tetap berada dalam tren menurun, meski potensi aksi ambil untung (profit-taking) dapat muncul jika yield global kembali naik menjelang rilis data inflasi AS,” ujar Virine, Kamis (9/10/2025). 

Baca Juga: Keluarnya Dana Asing Angkat Yield Obligasi Pemerintah, Begini Prospek Pasar SBN

Fikri mencatat yield SUN tenor 10 tahun turun 15 bps secara mingguan dan telah turun 80,90 bps secara year to date (ytd) per 8 Oktober 2025. Ia berharap yield SUN juga menurun hingga akhir tahun.

Kedepan, Fikri menyebut sentimen yang perlu dilihat untuk mencermati kinerja obligasi antara lain perkembangan shutdown pemerintah AS dan ekspektasi penurunan suku bunga, baik dari The Fed dan Bank Indonesia.  

“Proyeksi yield SUN 10 tahun antara 5,8% - 6,2% hingga akhir tahun,” cetusnya.  

Fikri menyarankan investor tetap berhati – hati dalam berinvestasi. Ia menyarankan untuk melakukan diversifikasi instrumen dan tenor dalam berinvestasi di SBN. 

Sementara berdasarkan Relative Rotation Graph (RRG), Virine melihat tenor jangka panjang di atas 10 tahun masih berada di leading quadrant, kecuali tenor 11 tahun. Sementara tenor di bawah 10 tahun masih tertinggal dibanding tenor acuan 10 tahun, kecuali tenor 9 tahun. 

“Secara keseluruhan, seluruh tenor masih menunjukkan pelemahan momentum relatif terhadap tenor acuan 10 tahun,” kata Virine. 

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon mengatakan, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 9,34% secara year to date (ytd) ke level 429,35.

Selanjutnya: Saham Big Banks Rebound pada Kamis (9/10), Cermati Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Kolagen untuk Rambut Sehat dan Kuat, Cari Tahu Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×