kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Downgrade Kredit AS Tekan Pasar Obligasi, Yield SBN Diproyeksi Terus Naik


Selasa, 20 Mei 2025 / 19:28 WIB
Downgrade Kredit AS Tekan Pasar Obligasi, Yield SBN Diproyeksi Terus Naik
ILUSTRASI. Penawaran SBN Ritel - Suasana di Treasury Bank Negara Indonesia, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Pemerintah kembali membuka penawaran instrumen investasi berbasis syariah melalui penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR022 mulai 16 Mei 2025 hingga 18 Juni 2025. SBN ritel ketiga tahun ini tersebut ditawarkan dengan dua pilihan tenor yakni SR022T3 untuk jangka waktu 3 tahun dan SR022T5 untuk jangka waktu 5 tahun. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/05/2025


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar obligasi Amerika Serikat (AS) melemah di awal pekan ini usai lembaga pemeringkat Moody’s resmi menurunkan peringkat kredit AS.

Langkah Moody’s ini menyusul dua lembaga lainnya, yakni S&P Global Ratings dan Fitch Ratings, yang lebih dulu mencabut status triple-A Negeri Paman Sam.

Per Selasa (20/5), imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat di level 4,45%, sedangkan tenor 30 tahun berada di 4,92%.

Baca Juga: Bitcoin Bangkit Lagi Sentuh US$106.000, Meski Moody’s Turunkan Peringkat Utang AS

Sebelumnya, pada Senin (19/5), yield kedua tenor ini sempat melonjak, masing-masing naik 7 basis poin (bps) dan 8 bps ke level 4,54% dan 5,02%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, pergerakan yield tersebut mencerminkan bahwa eksistensi US Treasury sebagai salah satu instrumen paling aman di dunia tetap terjaga meski rating kreditnya turun.

“Negara-negara seperti China dan Jepang memang secara bertahap mengurangi eksposurnya di surat utang AS, namun mereka tetap memprioritaskan untuk memegangnya,” jelas Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (20/5).

Nico menambahkan, penurunan peringkat kredit AS memang sudah semestinya terjadi, mengingat pelebaran defisit fiskal yang terus berlanjut.

Utang pemerintah AS tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonominya.

Baca Juga: Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Per Maret 2025, defisit anggaran AS tercatat telah menembus US$ 1 triliun atau setara Rp 16.400 triliun.

Kondisi ini diperburuk oleh kemajuan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak, yang dikhawatirkan akan semakin menambah beban utang negara.

“Kebetulan Moody’s adalah lembaga pemeringkat terakhir yang akhirnya mengakui bahwa kondisi fiskal AS sudah semakin mengkhawatirkan,” tegas Nico.

Dampak ke Domestik

Tekanan dari downgrade kredit AS juga tercermin di pasar obligasi domestik. Pada awal pekan, terjadi capital outflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,52 triliun. Selain itu, mayoritas yield SBN di berbagai tenor juga mengalami kenaikan.

Baca Juga: Dolar AS Tertekan, Moody's Pangkas Peringkat Utang Amerika

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawa, menyebut bahwa tekanan global memang memberikan sentimen negatif jangka pendek.

Namun secara keseluruhan, pasar obligasi domestik masih punya prospek positif.

“Selama kebijakan moneter dan fiskal di dalam negeri mampu menjaga stabilitas, pasar obligasi Indonesia masih cukup resilient,” terang Reza.

Dalam jangka pendek, yield SBN diproyeksi akan terus naik seiring tekanan arus keluar dana asing.

Namun, jika arah kebijakan moneter global mulai berbalik longgar, terutama dari The Federal Reserve (The Fed), maka yield SBN bisa kembali melandai pada semester kedua 2025.

“Perkiraan saya, yield SBN tenor 10 tahun hingga akhir 2025 akan berada di kisaran 7,0% hingga 7,3%,” pungkas Reza.

Selanjutnya: Prospek Austindo (ANJT) Masih Positif Usai Dapat Pinjaman Rp 1,6 Triliun dari BCA

Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×