Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mengantongi laba bersih di tengah penurunan pendapatan pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Melansir laporan keuangan, WIKA kantongi pendapatan bersih Rp 12,54 triliun per kuartal III 2024. Raihan ini turun 16,78% dari Rp 15,07 triliun pada kuartal III 2023.
Secara rinci, segmen infrastruktur dan gedung menyumbang paling besar ke pendapatan, yaitu Rp 6,01 triliun. Lalu, segmen industri menyumbang Rp 3,52 triliun, segmen energi dan industrial plant Rp 2,08 triliun, segmen hotel Rp 703,05 miliar, segmen realty dan properti Rp 117,15 miliar, dan segmen investasi Rp 103,20 miliar.
Beban pokok pendapatan turun ke Rp 11,48 triliun di akhir September 2024, dari sebelumnya Rp 13,86 triliun pada periode sama tahun lalu. Alhasil, laba kotor tercatat Rp 1,06 triliun di akhir kuartal III 2024, turun 12,7% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 1,21 triliun.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Resmikan Dua Proyek Strategis di Sumatra
Salah satu penopang kinerja WIKA adalah adanya tambahan Rp 5,25 triliun di pos pendapatan lain-lain pada periode Januari-September 2024. Sebelumnya, pos ini hanya sebesar Rp 352,29 miliar pada periode sama tahun lalu.
Pos laba entitas ventura bersama juga tercatat Rp 583,12 miliar di periode ini, naik dari Rp 40,59 miliar per kuartal III 2023.
Alhasil, laba bersih WIKA tercatat sebesar Rp 741,42 miliar di akhir September 2024. Raihan ini berbanding terbalik dari rugi Rp 5,84 triliun di akhir September 2023.
Dengan raihan tersebut, WIKA mengantongi laba bersih per saham dasar Rp 18,59 per kuartal III 2024, dari sebelumnya rugi bersih per saham dasar Rp 651,6 per kuartal III 2023.
Per 30 September 2024, WIKA punya jumlah aset Rp 66,98 triliun. Ini naik dari Rp 65,98 triliun per 31 Desember 2023.
Jumlah liabilitas WIKA sebesar Rp 50,72 triliun di akhir September 2024, turun dari Rp 56,40 triliun di akhir Desember 2023. Sementara, total ekuitas tercatat Rp 16,26 triliun di kuartal III 2024, naik dari Rp 9,57 triliun di akhir tahun 2023.
WIKA memiliki kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 5,60 triliun di akhir September 2024, naik dari Rp 1,78 triliun di periode sama tahun lalu.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan, kinerja di kuartal III 2024 ini telah mencerminkan upaya WIKA dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas di tengah berbagai tantangan sektor infrastruktur.
Pada periode ini, WIKA membukukan pendapatan sebesar Rp12,55 triliun, dengan kapasitas tingkat produksi (burn rate) sebesar 34,3% dari kontrak berjalan. WIKA juga membukukan laba kotor sebesar Rp 1,06 triliun, dengan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 8,4%, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,1%.
“Hal ini menunjukkan kemampuan eksekusi proyek WIKA, terutama pada lini bisnis utama yang menjadi core operasi perseroan, seperti infrastruktur & gedung serta EPCC yang naik rata-rata 0,6% dari tahun sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/10).
Sejalan dengan langkah WIKA untuk terus mempercepat upaya penyehatan keuangan, dari sisi neraca WIKA berhasil memperbaiki kolektabilitas piutang hingga 30,4% menjadi sebesar Rp 6,61 triliun dari Rp 9,50 triliun per September 2023.
“WIKA juga terus berupaya maksimal untuk melakukan pembayaran kepada mitra kerja, sehingga utang usaha perseroan tercatat menurun hingga 50,7% di periode yang sama tahun sebelumnya,” paparnya.
Sementara itu, arus kas atas aktivitas operasi WIKA juga menunjukkan perbaikan hingga 86,9% dari minus Rp1,67 triliun pada periode sama tahun lalu menjadi minus Rp218,94 miliar di kuartal III-2024.
“Perbaikan ini merupakan hasil dari upaya transformasi perseroan yang fokus dalam peningkatan likuiditas sebagai upaya penyehatan keuangan,” ungkapnya.
Agung mengatakan, WIKA percaya dengan meningkatkan tata kelola, memperkuat manajemen risiko, keunggulan eksekusi proyek, melakukan fokus terhadap likuiditas, serta mengelola struktur modal kerja yang baik, perseroan akan mampu menjaga nilai kompetitifnya di masa mendatang.
Kondisi likuiditas yang membaik juga tercermin dari current ratio WIKA yang meningkat menjadi 191,8% dengan rasio solvabilitas seperti rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio).
Debt to Equity Ratio (DER) WIKA juga kini telah menurun menjadi 2,18 kali dan 3,12 kali, dari posisi sebelumnya 3,10 kali dan 5,07 kali.
“Kami mengapresiasi seluruh stakeholders yang telah mendukung upaya penyehatan perseroan, baik kepada lembaga keuangan atas selesainya proses restrukturisasi keuangan dan Pemerintah yang telah memperkuat struktur permodalan WIKA,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News