Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, sebanyak 25,7% dari sisa dana IPO bakal digunakan untuk modal kerja perusahaan utamanya untuk pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersial untuk slaughterhouse.
Asal tahu saja, perusahaan akan melakukan penawaran umum saham perdana pada 7 Januari – 13 Januari 2021. Perusahaan berencana melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Januari 2021.
Untuk menggelar aksi korporasi ini, perusahaan menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU).
WMU pun melihat prospek bisnis perunggasan ke depan cukup menjanjikan, sebab konsumsi produk unggas per kapita di Indonesia masih rendah. Terlebih jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara.
Baca Juga: Widodo Makmur Unggas akan gunakan 74,3% hasil IPO untuk perluas sarana produksi
“Di samping itu, GDP Indoneia ini lebih besar dibanding negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini yang mendasari bahwa akan terjadi peningkatan konsumsi dari produk unggas (di Indonesia),” terang Ali.
Sebagai informasi, penjualan WMU tercatat mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan prospektus perusahaan, realisasi penjualan konsolidasian WMU tercatat sebesar Rp 90,03 miliar pada tahun 2017. Lalu melonjak menjadi Rp 150,91 miliar di tahun 2018 dan terus menanjak hingga mencapai Rp 576,71 miliar di akhir 2019 lalu.
Untuk tahun 2020, WMU memproyeksi bakal mencatatkan penjualan sekitar Rp 1,1 triliun.
Setali tiga uang dengan kinerja penjualan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih WMU juga naik dari Rp 3,53 miliar di tahun 2017 ke Rp 5,76 miliar pada 2018 lalu. Sementara pada 2019 lalu, laba bersih WMU capai Rp 36,16 miliar.
Selanjutnya: BEI siapkan regulasi untuk IPO startup e-commerce
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News