kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI siapkan regulasi untuk IPO startup e-commerce


Rabu, 06 Januari 2021 / 20:27 WIB
BEI siapkan regulasi untuk IPO startup e-commerce
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan-perusahaan rintisan (startup) untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di bursa. Terlebih, sinyal startup e-commerce untuk mencatatkan saham di BEI kian kuat belakangan ini.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa, I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan penjajakan guna mempersiapkan peraturan yang sesuai dan memudahkan bagi startup yang akan IPO maupun calon investor.

“Sedang kami lakukan penjajakan bagaimana BEI menyiapkan peraturan yang dapat memberikan kemudahan bagi e-commerce. Kami juga akan membuat peraturan yang memproteksi kepentingan investor,” ujar Nyoman dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (5/1).

Dia menambahkan, peraturan tersebut termasuk disclosure sehingga para investor yang akan berpartisipasi sudah sadar terkait dengan risiko dan mengetahui karakteristik dari perusahaan rintisan atau startup yang akan IPO.

Baca Juga: Resmi melantai di bursa, Rabu (6/1), ini profil DCI Indonesia (DCII)

Karakteristik dari e-commerce tersebut diantaranya adalah bagaimana investor, regulator, shifting, dan persepsi investor terkait dengan perusahaan.

“Sebagai contoh, seperti pada perusahaan konvensional, umumnya investor akan melihat bottom line, melihat laba. Namun, karakteristik perusahaan-perusahaan e-commerce dan teman-temannya berbeda dengan melihat bagaimana growth opportunity itu akan ditunjukkan,” jelas Nyoman.

Untuk itu, dengan karakteristik yang berbeda antara perusahaan konvensional dengan e-commerce maka menurutnya semua pihak harus belajar Kembali dalam melihat performa perusahaan tersebut.

“Untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki karakteristik khusus kita mesti belajar lagi melihat performance bukan hanya dari bottom line tapi growth opportunity bisa saja, dalam periode waktu tertentu lima tahun hingga tujuh tahun lagi, bottom line masih belum hijau, namun growth opportunity yang akan ditunjukkan oleh perusahaan tersebut akan lebih promising,” pungkas dia.

Selanjutnya: Bakal IPO, Widodo Makmur Unggas (WMU) incar penjualan Rp 4,3 triliun di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×