Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menuju rekor tertinggi baru, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menukik pada Rabu (3/1). IHSG turun 0,61%, ke posisi 7.279,09. Penurunan ini tak lepas dari pergeseran saham penggerak (movers) indeks.
Sejumlah saham yang tahun lalu memimpin (leader) seperti AMMN, BBRI, BBCA, BBNI berbalik tertinggal (laggard) pada pembukaan tahun ini. Berbeda dengan BUMI yang bergeser dari laggard menjadi leader.
Sementara TPIA, BMRI, BREN dan BRPT kokoh sebagai leader. Sedangkan BYAN masih di posisi laggard.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto mengamati, fluktuasi IHSG dan rotasi saham movers wajar terjadi di awal tahun ini.
Baca Juga: Waspadai Profit Taking, Cermati Saham Rekomendasi Analis Jumat (15/12)
Saham yang tahun lalu leader, berpotensi laggard lantaran tersengat profit taking. Sebaliknya, yang sebelumnya laggard berpotensi rebound. Lantaran di awal tahun investor cenderung melirik saham yang pergerakan harganya masih tertinggal.
Sedangkan saham yang secara teknikal masih dalam tren menguat, akan tetap menjadi leader. Begitu juga sebaliknya.
"Kalau pun ada rotasi sektor, itu perlu proses. Butuh waktu untuk fase reakumulasi, sehingga saham laggard kemungkinan masih laggard untuk sementara ini," kata William, kepada KONTAN, Rabu (3/1).
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengamati, posisi leader dan laggard tak lepas dari faktor rotasi sektor.
Contohnya emiten energi dan tambang yang tahun lalu banyak mengisi laggard. Kinerja mereka menukik seiring penurunan harga komoditas.
Baca Juga: Profit Taking Saat Harga Saham SRAJ Terpuruk, Investor Kakap Ini Justru Cuan 42,98%
Sedangkan perbankan cukup tahan banting. Sehingga empat bank big caps yakni BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI konsisten mengisi daftar 10 besar saham leader pada tahun lalu. "Saham leader dan laggard umumnya akan menyesuaikan kinerja sektornya," ungkap Azis.
Mengantisipasi rotasi
Memasuki tahun 2024, analis melihat ada potensi pergeseran pada posisi saham leader dan laggard. Kecuali, pada empat bank besar yang berpeluang tetap kokoh sebagai saham leader.
Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni memprediksi, sejumlah saham laggard pada tahun 2023 berpotensi melaju positif di tahun ini. Dus, investor bisa buy on weakness pada saham-saham yang kinerjanya sedang tertinggal.
Baca Juga: Harga Emas Spot Mulai Jatuh karena Aksi Profit Taking
Hanya saja, tetap cermat melihat posisi valuasi serta indikasi perbaikan kinerja secara fundamental. Dari sejumlah saham yang laggard pada 2023, Agung melirik EMTK, KLBF, MBMA dan PGAS sebagai pilihan yang layak koleksi.
Abdul Azis memilih BBRI dan BMRI, dengan target harga Rp 6.500 dan Rp 6.850. Sementara bagi pemegang saham leader tahun lalu, William menyarankan bisa pertimbangkan profit taking secara bertahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News