Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen di depan mata. Analis menjabarkan sejumlah aspek yang harus dicermati investor agar bisa mendulang cuan.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, semakin besar yield suatu dividen tentu semakin menarik, seperti misal dividen PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR) dan dividen perbankan besar.
Apalagi jika dibandingkan dengan rate deposito bank-bank besar di kisaran 2,5% - 3% untuk jangka waktu satu tahun.
Namun, selain besaran yield, yang perlu menjadi perhatian para investor jangka pendek atau para trader yang mengincar momentum pembagian dividen adalah penurunan harga saham di periode ex-date.
Baca Juga: Menakar Prospek Emiten yang Pendapatan di Atas Rp 100 Triliun dan Rekomendasi Analis
Banyak kejadian saham-saham pada ex date turun sebesar jumlah dividen yang dibagikan atau bahkan lebih besar.
“Hal ini tentu merugikan karena meskipun mendapat dividen namun nilainya/keuntungan dari dividen yang didapat tereliminasi oleh kerugian dari penurunan harga sahamnya. Kondisi ini dinamakan Dividen trap,” kata Alfred kepada Kontan.co.id, Jumat (17/3).
Untuk itu, investor harus menerka pembagian dividen jauh-jauh hari, bahkan sebelum rapat umum pemegang saham (RUPS) yang beragendakan besaran dividen diumumkan. Sebab, memprediksi besaran dividen tidak terlalu sulit.
Investor tinggal melihat proyeksi laba setahun dan histori rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) dari emiten. “Jadi untuk memanfaatkan momentum dividen bisa dilakukan jauh sebelumnya,” sambung Alfred.
Baca Juga: Siap-Siap, Prediksi IHSG Naik Hari Ini (17/3), Cermati Saham Pilihan Berikut
Investor juga bisa mencermati tipikal laba yang diperoleh, apakah laba musiman (seasonality) laba konstan, atau bahkan bertumbuh. Jika laba berdasarkan seasonality, yield yang tinggi saat ini bisa jadi menurun drastis untuk tahun berikutnya.
Senada, kepada riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai, faktor besaran yield dalam pembagian dividen memang penting. Hanya saja, risiko koreksi akan lebih tinggi jikalau investor melakukan pembelian setelah pengumuman dividen.
Dalam kondisi saat ini, Agus lebih cenderung dividen yang dibagikan oleh emiten big caps, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), UNTR, dan ASII. “Karena investor juga harus melihat kemungkinan penurunan harga setelah cum-date,” kata Agus.
Kata Alfred, di saat harga saham sedang terkoreksi oleh faktor market seperti sekarang, kondisi tersebut bisa menjadi peluang untuk melirik saham high dividend. “Rekomendasi seperti UNTR dan ASII,” pungkas dia.
Baca Juga: Laba Naik, Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Berencana Membagi Dividen Rp 1,25 Triliun
Asal tahu, manajemen ASII mengajukan usulan pembagian dividen final senilai Rp 552 per saham atau setara dengan Rp 22,3 triliun, yang akan dimintai persetujuan pemegang saham pada RUPS 19 April 2023 mendatang.
Nilai dividen yang akan dibagikan lebih tinggi dibandingkan pada 2021 yaitu Rp 194 per saham. Sementara itu, ASII sudah membagikan dividen interim sebesar Rp 88 per saham pada Oktober 2022, sehingga menjadikan total dividen yang akan diusulkan untuk tahun 2022 menjadi Rp 640 per saham dengan rasio pembayaran dividen sebesar 85% dari laba bersih.
UNTR juga sudah mengumumkan usulan pembagian dividen senilai Rp 6.185 yang akan dibahas pada RUPS mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News