Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melalui Waskita Toll Road (WTR) mendivestasi dua ruas tol miliknya kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Dua ruas tol tersebut adalah 0% saham milik WTR di ruas Tol Semarang–Batang (JSB) dan 34,99% saham milik WTR di Cinere–Serpong (CSJ).
Divestasi ini dilakukan dalam dua transaksi yaitu konversi saham (share swap) dan divestasi dengan pembayaran tunai. Dalam konversi saham tersebut, SMI memiliki saham di WTR sebanyak 10,62%. Dari jumlah kepemilikan tersebut, nilai transaksi konversi sebesar Rp 2,69 triliun.
Nilai transaksi konversi saham sebanyak 10,62% tersebut dilakukan dalam dua tahap. Pertama, sebanyak 6,12% atau setara Rp 1,55 triliun dilakukan untuk mengambil alih kepemilikan saham WTR di Semarang-Batang sebanyak 13,2% atau setara Rp 1 triliun dan seluruh saham WTR di Cinere-Serpong senilai Rp 550 miliar.
Baca Juga: Pemerintah rutin lakukan culling, prospek Charoen Pokphand (CPIN) tahun ini menarik
Kedua, transaksi konversi saham sisanya yaitu sebanyak 4,501% setara Rp 1,14 triliun akan dilakukan selambat-lambatnya setahun setelah transaksi tahap pertama selesai dilaksanakan.
Adapun sisa kepemilikan WTR di ruas Semarang-Batang yaitu sebesar 6,8% setara Rp 515 miliar akan diambil alih oleh SMI secara tunai dan dilaksanakan bersamaan dengan penyelesaian transaksi tahap pertama.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan menjelaskan transaksi ini tentu berdampak baik bagi keuangan emiten konstruksi pelat merah tersebut. Pasalnya dana yang masuk bisa digunakan untuk memperbaiki arus kas, yang ujungnya dapat digunakan untuk modal kerja proyek lain yang digarap WSKT.
Baca Juga: Harga amoniak menanjak, cermati rekomendasi saham Surya Esa Perkasa (ESSA)
Namun, sayangnya dengan tipe transaksi seperti ini tidak banyak dana yang bisa dikantongi WSKT.
"Dari transaksi ini sebagian dapat cash sebagian dapat saham, di atas kertas memang untung. Tapi yang benar-benar bisa dijadikan untuk modal kerja proyek berikutnya hanya dari yang tunai Rp 515 miliar," jelas Dennies kepada Kontan, Selasa (13/4).
Sehingga, meski bagus bagi keuangan WSKT, proses transaksi divestasi ini perlu dicermati kembali. Waskita Karya sendiri di 2021 ini menargetkan bisa mendivestasi 9 ruas tol dengan target dana Rp 10 triliun-Rp 11 triliun dan pengurangan utang melalui dekonsolidasi jalan tol setidaknya Rp 20 triliun.
Lebih lanjut, Dennies sendiri melihat kinerja WSKT di 2020 berada di bawah ekspektasi. Sehingga dia merekomendasikan hold untuk saham ini. "Karena di atas kertas, konstruksi BUMN yang lain masih lebih baik untuk saat ini," jelas dia.
Baca Juga: Meksi penjualan turun, laba bersih Ekadharma (EKAD) tumbuh 26,76% pada 2020
Menurut Dennies, dari sisi solvabilitas memang WSKT dinilai paling rendah kemampuannya. Hal ini disebabkan pada masa konstruksi sedang sangat berkembang, WSKT terlalu agresif untuk mengambil proyek dan pembiayaannya selalu dari utang. Maka ketika sektor konstruksi turun seperti saat ini, saham WSKT jatuh paling dalam.
Pada perdagangan Selasa (13/4) saham WSKT ditutup menguat 2,03% ke level Rp 1.005.
Selanjutnya: Harga jual batubara diproyeksi naik, Bayan Resources (BYAN) kerek target kinerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News