Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga amoniak yang dalam tren meningkat bisa menjadi katalis positif bagi kinerja PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA). Tim riset BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan, sebanyak 11% produksi amonia global dimanfaatkan pasar Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, sebanyak 60% produksi amonia AS berada di wilayah Selatan, yang sedang mengalami cuaca dingin luar biasa.
Hal ini berpotensi menaikkan harga jual gas, yaitu bahan baku mentah amonia dan berpotensi menaikkan harga jual gas alam Henry Hub. Produksi amoniak Negara Paman Sam tersebut hingga kini belum mengalami pemulihan, meskipun harga gas alam cair Henry Hub pulih ke level normal, yakni US$ 2,5- US$ 3 per million british thermal units (mmbtu).
Rendahnya suplai tersebut dipicu oleh sejumlah pabrik nitrogen di AS yang sedang dalam perbaikan. Dengan fakta penurunan suplai bersamaan dengan peningkatan permintaan, harga jual amonia di AS naik dari level US$ 270 per ton pada Januari 2021 menjadi US$ 545 per ton pada Maret 2021.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham sektor industri dasar dan kimia berikut ini
Pun begitu dengan harga ammonia di wilayah Timur Tengah, yang meningkat dari US$ 250 per ton menjadi US$ 430 per ton. “Hal ini bisa menjadi faktor penguat harga jual amonia hingga akhir tahun ini,” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset yang dibagikan kepada investor.
Adapun kerja sama pengembangan amonia biru (blue ammonia) bisa mendorong pertumbuhan ESSA dalam jangka panjang.
Sebagai gambaran, ESSA membukukan penurunan kinerja sepanjang 2020. Produsen amoniak ini membukukan rugi bersih senilai US$ 19,12 juta tahun lalu. Padahal, di tahun 2019, ESSA masih membukukan laba bersih senilai US$ 2,63 juta.
Penurunan bottomline ini sejalan dengan penurunan pendapatan. ESSA mencatatkan pendapatan bersih senilai US$ 175,51 juta, atau menurun 20,9% dari realiasi pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai US$221,91 juta.
Secara teknikal, saham ESSA berada dalam tren bullish jangka panjang dan berpeluang menuju target pola besar cup and handle yang terbentuk pada Januari-Februari lalu di area Rp 430- Rp 432. Posisi saat ini, saham ESSA mengalami konsolidasi di area support kuat Rp 374.
Indikator volume transaksi di bawah rata-rata, indikator MACD negatif, namun masih diatas zero line, stochastic netral melemah, dan RSI Netral menguat.
BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan trading buy on weakness (BOW) saham ESSA. Level resistance pertama ada di Rp 406 sementara resistance kedua di level Rp 432. Sedangkan level support pertama berada di level Rp 374 dan support kedua di level Rp 342.
Pada perdagangan sesi pertama, Selasa (13/4), harga saham ESSA ditutup menguat 9,19% ke level Rp 404.