kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,46   -17,27   -1.86%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street turun tiga hari beruntun, Nasdaq paling jeblok


Jumat, 05 Maret 2021 / 05:47 WIB
Wall Street turun tiga hari beruntun, Nasdaq paling jeblok
ILUSTRASI. Wall Street turun tiga hari beruntun, Nasdaq melemah hampir 10% dari level tertinggi Februari lalu.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun lagi di hari ketiga berturut-turut. Nasdaq masih menjadi sasaran aksi jual investor hingga perdagangan tadi malam dan sudah turun hampir 10% dari rekor tertinggi Februari lalu.

Dow Jones Industrial Average turun 1,11% menjadi 30.924,14 poin. Indeks S&P 500 melorot 1,34% menjadi 3.768,47. Sedangkan Nasdaq Composite turun 2,11% menjadi 12.723,47.

Pernyataan dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengecewakan investor yang khawatir tentang kenaikan imbal hasil obligasi AS jangka panjang. Yield US Treasury acuan 10-tahun melonjak menjadi 1,53% setelah komentar Powell, yang tidak menunjukkan perubahan dalam pembelian aset Fed untuk mengatasi lonjakan imbal hasil baru-baru ini. 

Yield tersebut masih bertahan di bawah tertinggi satu tahun minggu lalu di 1,614%. Sejumlah investor sebelumnya memperkirakan Fed akan meningkatkan pembelian obligasi jangka panjang, membantu menekan suku bunga jangka panjang.

Baca Juga: IHSG Hari Ini Masih Akan Tertekan

"Pasar telah mengkhawatirkan kenaikan suku bunga jangka panjang dan gubernur Fed dalam komentarnya tidak benar-benar mendorong kembali kenaikan suku bunga ini dan pasar menganggapnya sebagai sinyal bahwa imbal hasil dapat naik lebih lanjut, itulah yang terjadi, "kata Scott Brown, kepala ekonom di Raymond James di Florida.

Nasdaq menghapus semua kenaikan tahun ini dan berakhir turun 9,7% dari rekor penutupan tertinggi pada 12 Februari. S&P 500 telah turun lebih dari 4% dari rekor tertingginya pada 12 Februari.

Data menunjukkan jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan tunjangan pengangguran naik minggu lalu. Kenaikan ini kemungkinan didorong oleh badai musim dingin yang brutal di wilayah selatan yang padat penduduk. 

Tapi prospek pasar tenaga kerja membaik di tengah menurunnya kasus COVID-19 baru. Laporan penggajian bulanan akan dirilis nanti malam.

Baca Juga: Dipengaruhi sentimen global, IHSG diprediksi lanjut melemah pada Jumat (5/3)

Indeks sektor energi S&P 500 melonjak 2,5% dan mencapai tertinggi satu tahun didukung oleh harga minyak yang lebih tinggi.

Apple Inc, Tesla Inc dan PayPal Holdings Inc termasuk di antara penurunan terbesar pada S&P 500. Tesla turun hampir 5%.

Wall Street telah berada di bawah tekanan dalam beberapa sesi terakhir. Saham teknologi sangat sensitif terhadap kenaikan imbal hasil karena nilainya sangat bergantung pada pendapatan masa depan, yang didiskon lebih dalam saat yield obligasi naik.

"Valuasi berada di ujung atas rentang bersejarah, jadi Anda melihat penjualan, terutama di area valuasi yang lebih tinggi seperti Nasdaq dan saham-saham teknologi," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.

Baca Juga: Nilai transaksi bulan Maret diperkirakan lebih ramai, ini pendorongnya

Saham diprediksi naik karena ekonomi dibuka kembali mengungguli dalam beberapa pekan terakhir karena ekspektasi putaran baru bantuan fiskal dan vaksinasi.

Harga minyak WTI hingga tutup pasar tadi pagi melonjak 4,16% ke US$ 63,83 per barel. Sedangkan harga minyak brent melesat 4,88% ke US$ 67,20 per barel.

Di sisi lain harga emas spot merosot 0,80% ke US$ 1.697,52 per ons troi yang merupakan level terendah sejak Juni 2020. Harga emas kontrak April 2021 berada di US$ 1.700,70 per ons troi, juga terendah sejak Juni 2020.

Baca Juga: Harga minyak tahun ini diproyeksikan berkisar di US$ 65 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×