Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tertekan pada hari Senin (13/3). Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) mengipasi kekhawatiran perambatan dengan perdagangan saham sejumlah bank dihentikan. Sementara ada peningkatan ekspektasi pada jeda kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret ini.
Senin (13/3) pukul 21.27 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,14% ke 31.864. Indeks S&P 500 melemah 0,31% ke 3.849. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,04% ke 11.134.
Penutupan tiba-tiba SVB Financial pada hari Jumat setelah kegagalan untuk mencari pendanaan memicu kekhawatiran tentang risiko bank lain. Ini adalah efek siklus kenaikan suku bunga paling tajam Federal Reserve sejak awal 1980-an.
Regulator selama akhir pekan turun tangan untuk memulihkan kepercayaan investor pada sistem perbankan. Regulator Amerika Serikat (AS) mengatakan, deposan Silicon Valley Bank akan memiliki akses ke dana mereka pada hari Senin.
Baca Juga: OJK: Penutupan Silicon Valley Bank Tak Berdampak Langsung Ke Indonesia
"Ketika langkah (diambil) sebesar ini, secepat ini, pikiran pertama Anda adalah menghindari krisis. Tapi pikiran kedua Anda adalah, seberapa besar krisis itu, seberapa besar risiko yang harus diambil oleh langkah ini?" kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments kepada Reuters.
"Satu-satunya hal positif untuk pasar yang saya dengar adalah keyakinan bahwa kasus ini akan memperlambat kenaikan suku bunga karena Fed berusaha menghindari kerusakan yang lebih besar di sektor keuangan," imbuh Meckler.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa tindakan cepat pemerintah untuk membantu para deposan di dua bank AS seharusnya memberikan kepercayaan kepada warga Amerika bahwa sistem perbankan aman.
Perdagangan saham rekanan SVB, Signature Bank dihentikan. Signature Bank ditutup oleh regulator pada hari Minggu.
Baca Juga: IHSG Menguat Hari Ini, Intip Prediksi Untuk Selasa (14/3)
Harga saham First Republic Bank turun 65,1% karena berita pembiayaan baru gagal meyakinkan investor. Sementara harga saham Western Alliance Bancorp, PacWest Bancorp dan Charles Schwab masing-masing turun 75,9%, 41,0% dan 19%. Perdagangan saham dihentikan beberapa kali karena volatilitas.
Harga saham Charles Schwab turun 19% pada dimulainya kembali perdagangan setelah perusahaan jasa keuangan melaporkan penurunan 28% dalam saldo margin rata-rata pada bulan Februari dari tahun sebelumnya.
Harga saham bank-bank besar AS termasuk JPMorgan Chase & Co, Morgan Stanley, dan Bank of America turun antara 2,8% dan 6,3%.
Indeks perbankan regional KBW turun 11,2%. Sedangkan indeks bank S&P 500 turun 7,7%.
Indeks acuan S&P 500 menghapus semua kenaikan tahun ini. Jatuhnya SVB memukul sentimen investor yang sudah melemah oleh kekhawatiran bahwa Fed dapat melakukan kenaikan besar pada pertemuan minggu depan.
Baca Juga: Menakar Efek Kebangkrutan Sillicon Valley Bank (SVB) Terhadap Pasar Obligasi
Pedagang saat ini melihat peluang 50% tidak ada kenaikan suku bunga pada pertemuan Fed minggu depan (21-22 Maret), dengan penurunan suku bunga untuk paruh kedua tahun ini.
Proyeksi suku bunga puncak pada prediksi saat ini pun turun menjadi 4,65% dari sekitar 5,5% pada prediksi bulan September sebelumnya.
Analis Goldman Sachs mengatakan mereka tidak lagi mengharapkan Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret.
Investor menunggu data inflasi penting yang akan dirilis pada hari Selasa (14/3) untuk petunjuk lebih lanjut tentang rencana pengetatan moneter Fed.
Harga saham Pfizer Inc naik 0,7% setelah produsen obat tersebut mengatakan akan membeli Seagen Inc senilai hampir US$ 43 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News