kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Tertekan Lagi Saat Data Penjualan Ritel AS Meningkat


Rabu, 15 Februari 2023 / 21:41 WIB
Wall Street Tertekan Lagi Saat Data Penjualan Ritel AS Meningkat
ILUSTRASI. Wall Street turun pada Rabu setelah data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan menggarisbawahi ketahanan ekonomi AS.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di awal perdagangan hari ini. Rabu (15/2) pukul 21.33 WIB, Dow Jones Industrial Averate melemah 0,53% ke 33.906. Indeks S&P 500 terkoreksi 0,45% ke 4.117. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,29% ke 11.925.

Wall Street dibuka lebih rendah pada hari Rabu setelah data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan menggarisbawahi ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS). Ekonomi AS yang kuat dapat menawarkan lebih banyak ruang bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.

Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan, penjualan ritel melonjak 3% pada Januari. Kenaikan penjualan ritel didorong oleh pembelian kendaraan bermotor dan barang lainnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan akan meningkat sebesar 1,8%.

"Angka-angka penjualan ritel jauh mengalahkan konsensus dan itu hanya menunjukkan bahwa konsumen masih dalam posisi yang baik," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Disetir Suku Bunga BI, Ini Rekomendasi Saham yang Bisa Dilirik pada Kamis (16/2)

Alhasil, imbal hasil US Treasury kembali naik dan dolar AS menguat. Jika tren ini berlanjut, itu hanya memperkuat anggapan bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga.

Benchmark S&P 500 berada di bawah tekanan pada hari Selasa setelah data menunjukkan harga konsumen AS meningkat pada bulan Januari. Inflasi yang naik meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga kebijakan setidaknya dua kali lebih banyak tahun ini ke kisaran 5%-5,25%.

Reli pasar saham AS tahun ini terhenti pekan lalu. Komentar hawkish dari pejabat The Fed mendorong investor menjauh dari aset berisiko seperti saham.

Namun, S&P 500 naik 7,7% sepanjang tahun ini setelah kemerosotan 19,4% pada tahun 2022. Investor tahun ini berburu saham pertumbuhan yang sebelumnya terpukul. Sementara musim pendapatan yang lebih baik dari perkiraan menambah keceriaan pasar saham.

Dari lebih dari separuh perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangan sejauh ini, hampir 70% telah melampaui ekspektasi laba, sesuai data Refinitiv.

Baca Juga: Penurunan Menipis di Akhir Perdagangan Hari Ini, Intip Prediksi IHSG Esok (16/2)

Harga saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang terdaftar di AS turun 5,8% dalam perdagangan premarket setelah Berkshire Hathaway Inc dari Warren Buffett memangkas sahamnya di pembuat chip tersebut.

Saham Airbnb Inc dan Tripadvisor Inc masing-masing melonjak lebih dari 9% setelah perusahaan membukukan hasil yang mengalahkan perkiraan karena permintaan yang kuat untuk perjalanan.

Harga saham Devon Energy turun 7,4% setelah produsen minyak serpih itu meleset dari perkiraan Wall Street untuk laba kuartal keempat. Laba tertekan karena pukulan produksi dari cuaca dingin yang parah di AS dan biaya yang lebih tinggi.

Harga saham Kraft Heinz naik tipis 0,3% setelah produsen makanan ini mengalahkan perkiraan penjualan kuartalan. Kenaikan kinerja Kraft dibantu oleh permintaan untuk makanan kemasan dan bumbu, meski harga tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×