kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Turun pada Selasa (14/2) Setelah Angka Inflasi Bulanan AS Naik


Selasa, 14 Februari 2023 / 21:34 WIB
Wall Street Turun pada Selasa (14/2) Setelah Angka Inflasi Bulanan AS Naik
ILUSTRASI. Wall Street cenderung melemah pada awal perdagangan Selasa (14/2).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street cenderung melemah pada awal perdagangan Selasa (14/2). Indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) naik 0,5% secara bulanan pada Januari setelah naik 0,1% bulan sebelumnya.

Tapi, inflasi tahunan AS justru turun menjadi 6,4% pada Januari. Pada Desember 2022 lalu, inflasi tahunan AS berada di 6,5%. Angka inflasi tahunan AS ini merupakan level terendah sejak Oktober 2021 tetapi sedikit di atas perkiraan pasar yang naik 6,2%.

Selasa (14/2) pukul 21.30 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,38% ke 34.095. Indeks S&P 500 melemah 0,56% ke 4.114. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,87% ke 11.788.

Angka inflasi AS terkini kemungkinan membuat Federal Reserve berada di jalur kenaikan suku bunga yang moderat.

Baca Juga: IHSG Rabu (15/2) Akan Dipengaruhi Data Inflasi, Simak Rekomendasi Saham dari Analis

Futures bergejolak setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga konsumen naik 0,5% pada Januari menyusul kenaikan 0,1% pada Desember. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks harga konsumen (CPI) naik 0,5%.

"Dugaan saya adalah penurunan total inflasi dan inflasi inti secara tahunan menunjukkan potensi kenaikan suku bunga 25 basis poin lainnya di bulan Maret dan satu lagi di bulan Mei," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York kepada Reuters.

Pasar memiliki awal yang optimistis pada tahun ini. Optimisme pasar didorong oleh minat baru pada saham pertumbuhan yang terpukul pada tahun 2022 karena The Fed secara agresif menaikkan suku bunga untuk mengendalikan lonjakan inflasi.

Namun, reli telah terhenti baru-baru ini. Tanda-tanda pasar tenaga kerja yang masih ketat dan komentar hawkish dari para pejabat Federal Reserve memberi harapan bank sentral AS tetap hawkish sepanjang tahun.

Baca Juga: Harga Konsumen AS Naik di Bulan Januari, Tren Melambat

Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa mayoritas ekonom melihat dua kenaikan suku bunga lagi pada bulan Maret dan Mei. Survei tidak memperkirakan adanya penurunan suku bunga hingga tutup tahun. Prediksi ekonom ini sejalan dengan proyeksi dan retorika bank sentral AS.

Pedagang pasar uang telah memperkirakan setidaknya dua kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi tahun ini dan melihat suku bunga memuncak pada 5,2% pada bulan Juli.

Imbal hasil surat utang negara AS, US Treasury tenor 10 tahun tergelincir dari level tertinggi enam minggu yang dicapai di sesi sebelumnya.

Baca Juga: IHSG Rabu (15/2) Akan Dipengaruhi Data Inflasi, Simak Rekomendasi Saham dari Analis

Saham pertumbuhan megacap seperti Tesla Inc, Microsoft Corp, Apple Inc dan Amazon.com Inc bervariasi sebelum bel pembukaan. Harga saham Coca-Cola Co tergelincir 0,4% meskipun emiten ini memperkiran laba setahun penuh yang kuat.

Harga saham Marriott International Inc naik tipis 0,6% setelah operator hotel memperkirakan pendapatan kuartal pertama di atas perkiraan Wall Street. Pendapatan Marriott diuntungkan oleh permintaan perjalanan yang kuat.

Hampir 69% dari lebih dari setengah perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja 2022 mengalahkan ekspektasi laba, menurut Refinitiv pada hari Jumat. Namun, analis memperkirakan laba kuartal keempat turun 2,8% dari tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×