kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Wall Street Tertekan, Investor Menunggu Data Tenaga Kerja Jelang Akhir Pekan


Kamis, 06 Oktober 2022 / 21:20 WIB
Wall Street Tertekan, Investor Menunggu Data Tenaga Kerja Jelang Akhir Pekan
ILUSTRASI. Wall Street cenderung tertekan di awal perdagangan hari ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street cenderung tertekan di awal perdagangan hari ini. Kamis (6/10) pukul 21.05 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,60% ke 30.091. Nasdaq Composite melemah 0,47% ke 11.095. Sedangkan S&P 500 naik 0,16% ke 3.788.

Data menunjukkan peningkatan klaim tunjangan pengangguran mingguan. Kenaikan klaim pengangguran ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin perlu mengurangi siklus pengetatan moneter yang agresif.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik lebih dari yang diharapkan minggu lalu. Tetapi pasar tenaga kerja tetap ketat bahkan ketika permintaan tenaga kerja mendingin di tengah suku bunga yang lebih tinggi.

Imbal hasil US Treasury acuan tenor 10-tahun bergerak lebih rendah menyusul laporan tersebut. Penurunan yield US Treasury berpotensi menopang saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga termasuk Apple Inc dan Amazon.com Inc.

Baca Juga: Dana Asing Diproyeksi Masih Akan Masuk ke Pasar Saham Indonesia

Harga saham Tesla Inc tergelincir 0,5% karena Apollo Global Management Inc dan Sixth Street Partners, yang berniat menyediakan pembiayaan untuk kesepakatan Twitter Musk senilai US$ 44 miliar, tidak lagi dalam pembicaraan dengan miliarder ini.

Sementara itu, harga minyak bertahan di dekat level tertinggi tiga pekan terakhir setelah OPEC+ memotong pasokan terbesar sejak 2020. Hal ini memperketat pasokan menjelang embargo Uni Eropa terhadap energi Rusia.

"Tidak diragukan lagi bahwa pengurangan produksi dari OPEC+ memberikan tekanan pada harga minyak dan ini sangat meresahkan," kata Hugh Johnson, kepala ekonom di Hugh Johnson Economics di Albany, New York kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Naik ke 7.076 Pada Kamis (6/10), Asing Mencatat Net Sell di Pasar Reguler

Data pada hari Rabu menunjukkan peningkatan perekrutan bulanan oleh pengusaha swasta di Amerika. Kenaikan ukuran lapangan kerja industri jasa ISM menunjukkan The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Data non-farm payrolls dan tingkat pengangguran bulanan yang akan dirilis pada hari Jumat. "Semua orang menunggu laporan ketenagakerjaan yang akan memberi kita sedikit gambaran tentang bagaimana perekonomian berjalan," kata Johnson.

Pasar uang memperkirakan peluang hampir 80% dari kenaikan suku bunga 75 basis poin keempat berturut-turut pada pertemuan Fed mendatang pada 1-2 November.

Presiden Fed San Francisco Mary Daly pada hari Rabu menggarisbawahi komitmen bank sentral untuk mengekang inflasi dengan lebih banyak kenaikan suku bunga. Pejabat lain termasuk Presiden Cleveland Loretta Mester, Gubernur Dewan Fed Lisa Cook, Gubernur Dewan Christopher Waller, dan Presiden Chicago Charles Evans akan berada di daftar pantauan pernyataan selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×