kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Asing Diproyeksi Masih Akan Masuk ke Pasar Saham Indonesia


Kamis, 06 Oktober 2022 / 20:17 WIB
Dana Asing Diproyeksi Masih Akan Masuk ke Pasar Saham Indonesia
ILUSTRASI. Investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 70,10 triliun di seluruh pasar sejak awal tahun.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 70,10 triliun di seluruh pasar sejak awal tahun atawa year to date (YtD). Pada perdagangan Kamis (6/10), net buy asing tercatat senilai Rp 4,06 triliun di seluruh pasar.

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim mengatakan, beli bersih hari ini juga ditopang oleh adanya transaksi di pasar non reguler saham PT Link Net Tbk (LINK) yang mencapai Rp 4,42 triliun.

Lukman menjelaskan, melemahnya nilai tukar rupiah membuat arus dana asing makin mengecil. "Ini membuat investor asing menimbang kembali untuk melanjutkan arus dana masuk atau inflow mereka, namun dalam sepekan inflow investor asing telah kembali," ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (6/10).

Meski begitu, Lukman optimistis pasar Indonesia masih menarik untuk investor asing dengan kondisi makro saat ini, serta rupiah kembali ke level Rp 15.000, yang mana sebelumnya sempat mencapai Rp 15.400. Sehingga, dengan kembali menguatnya mata uang rupiah akan menjadi pendorong inflow investor asing.

Baca Juga: Net Buy Asing Mengecil, Investor Profit Taking

Selain itu, kekhawatiran inflasi dan pelemahan ekonomi yang semakin mereda juga akan menjadi pendorong inflow investor asing ke depannya. Ia bilang, investor asing melakukan pembelian di saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar, jadi turut menopang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Beberapa saham yang banyak diburu investor asing dalam sebulan terakhir meliputi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), kemudian ada saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Lalu, ada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Baca Juga: Kurs Rupiah Diprediksi Bergerak Stabil pada Jumat (7/10)

"Investor asing memburu saham-saham perbankan dan tambang yang juga menjadi andalan para investor lokal," tambahnya.

Lukman melihat saham sektor perbankan dan tambang masih memiliki prospek yang cukup baik didukung oleh harga batu bara yang masih di area US$ 400 per ton dan untuk komoditas nikel dapat antisipasi jika terjadi kenaikan permintaan. Sementara untuk perbankan, dengan kenaikan suku bunga dapat dimanfaatkan oleh emiten perbankan untuk menambah pendapatan dari kenaikan pinjaman.

Untuk itu, ia merekomendasikan para investor agar dapat mencermati saham-saham dari sektor perbankan dan tambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×