kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Wall Street: Nasdaq dan S&P 500 terseret saham produsen vaksin Covid-19


Kamis, 06 Mei 2021 / 21:41 WIB
Wall Street: Nasdaq dan S&P 500 terseret saham produsen vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan Nasdaq dan S&P 500 tergelincir pada perdagangan Kamis (6/5), terseret penurunan saham produsen vaksin setelah Presiden Joe Biden mengumumkan rencana untuk mendukung keringanan kekayaan intelektual atas suntikan Covid-19.

Meski begitu, penurunan lebih dalam dibatasi oleh laporan klaim pengangguran yang optimistis. Melansir Reuters pukul 9:56 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 63,84 poin, atau 0,19% menjadi 34.294,18.

Sementara, indeks S&P 500 turun 3,95 poin atau 0,09% menjadi 4.163,64 dan Nasdaq Composite turun 62,12 poin atau 0,46% , pada 13.520.30.

Saham Pfizer Inc, Moderna Inc, Johnson & Johnson dan Novavax Inc, semua yang terlibat dalam pembuatan vaksin Covid-19, turun antara 0,2% dan 9,3%.

Baca Juga: Dikelilingi sentimen eksternal, simak rekomendasi saham untuk Jumat (7/5)

Penurunan tersebut dipicu pernyataan Biden yang mendukung pengabaian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk kekayaan intelektual vaksin untuk meningkatkan perang melawan pandemi.

Sektor perawatan kesehatan S&P 500 tergelincir 0,5%, sedangkan indeks Bioteknologi Nasdaq turun 1,3%.

Moderna juga menaikkan perkiraan penjualan tahun 2021 untuk vaksin Covid-19, mencerminkan permintaan dari negara-negara yang ingin kembali normal melalui inokulasi cepat.

"Ini jelas dapat mengurangi potensi pendapatan yang diharapkan beberapa dari perusahaan-perusahaan ini dari melisensikan paten mereka," kata Neil Wilson, kepala analis pasar di Markets.com.



TERBARU

[X]
×