kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Wall Street Kembali Ditutup Turun Rabu (6/9), Dipicu Kekhawatiran Suku Bunga


Kamis, 07 September 2023 / 05:35 WIB
Wall Street Kembali Ditutup Turun Rabu (6/9), Dipicu Kekhawatiran Suku Bunga
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Rabu (6/9), dengan Nasdaq turun 1%. Setelah data sektor jasa yang lebih kuat dari perkiraan memicu kekhawatiran bahwa inflasi yang masih tinggi akan membuat suku bunga tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 198,78 poin atau 0,57% menjadi 34.443,19, S&P 500 kehilangan 31,35 poin atau 0,70% pada 4.465,48, dan Nasdaq Composite turun 148,48 poin, atau 1,06%, menjadi 13.872,47.

Institute for Supply Management (ISM) mengatakan, Indeks Manajer Pembelian non-manufaktur naik menjadi 54,5 pada Agustus dibandingkan dengan ekspektasi sebesar 52,5. Sementara ukuran harga yang dibayarkan oleh bisnis sektor jasa untuk input meningkat.

Baca Juga: Wall Street Melemah di Tengah Kekhawatiran Inflasi, Investor Cermati Data Ekonomi

Para pedagang bertaruh pada peluang 93% bahwa Federal Reserve akan membiarkan suku bunga tidak berubah setelah pertemuannya pada 20 September. Sedangkan taruhan pada jeda lain di bulan November sekitar 57%, mengacu CME FedWatch Tool.

"Data layanan ISM yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa investor masih belum terlalu terampil dalam membaca situasi pasca pandemi," kata Carol Schleif, chief investment office di BMO.

Sementara para pelaku pasar telah berharap untuk penurunan suku bunga segera, Schleif mengatakan, data menunjukkan ekonomi yang kuat dan inflasi yang tidak turun "secepat yang dibutuhkan The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat."

Sebelumnya, Presiden The Fed Boston Susan Collins menekankan perlunya bank sentral untuk "melanjutkan dengan hati-hati" dengan langkah-langkah kebijakan moneter berikutnya.

Prospek kenaikan suku bunga memberikan tekanan khusus pada saham-saham bertumbuh dengan indeks pertumbuhan S&P 500 yang berkinerja buruk di bawah indeks acuan sepanjang sesi.

Para investor ekuitas juga bereaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan dua tahun.

Baca Juga: Wall Street Tergelincir, Dow Turun Hampir 200 Poin karena Yield US Treasury

"Saham-saham pertumbuhan telah memberikan harga pada gagasan bahwa inflasi telah terkendali dengan baik dan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga. Jika gagasan itu tidak lagi berlaku, mereka akan menjadi rentan," kata Patrick Kaser, manajer portofolio dari Brandywine Global.

Selain kekhawatiran suku bunga, Apple Inc, yang ditutup turun 3,6%, tertekan oleh sebuah laporan bahwa China telah melarang para pejabat di instansi-instansi pemerintah pusat untuk menggunakan iPhone dan perangkat-perangkat bermerek asing lainnya untuk bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×