Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Bulan Mei sering ditandai dengan aksi jual saham, dan pada hari pertama bulan Mei, dibarengi dengan meningkatnya kegelisahan karena beberapa negara bagian di AS mulai melonggarkan lockdwon akibat wabah corona.
"Pasar memiliki April yang sangat kuat ketika mereka melihat melalui lembah kelemahan ekonomi ke titik di mana stimulus akan menyalakan kembali pertumbuhan ekonomi," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York.
"Tapi itu bisa menjadi lembah yang lebih panjang dan lebih dalam dari yang diperkirakan banyak orang," tambahnya.
Memang, bursa saham AS telah berjalan luar biasa pada bulan April, dengan indeks S&P 500 dan Dow keduanya membukukan kenaikan persentase bulanan terkuat mereka dalam 33 tahun.
Baca Juga: Indeks S&P 500 tergelincir setelah data penggangguran yang suram dirilis
Sebelumnya, Trump mengatakan, pemerintahannya tengah menyusun langkah-langkah pembalasan terhadap China sebagai hukuman untuk wabah virus corona.
Wacana ini, sekali lagi memicu kekhawatiran tarif yang mengguncang pasar dalam dua tahun terakhir. Trump menyalahkan China atas apa yang ia katakan sebagai "informasi yang salah" ketika virus itu muncul dari kota Wuhan di China dan kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
"Trump menyodok China adalah hal terakhir yang dibutuhkan pasar mengingat begitu banyak ketidakpastian ekonomi dan keuangan saat ini," tambah Carter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News