Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah karena kurangnya sentimen positif yang membuat pelaku pasar dengan hati-hati memulai back-end mingguan yang sarat dengan data peting seperti inflasi dan awal dari musim laporan kinerja kuartal kedua.
Senin (11/7), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 164,31 poin atau 0,52% menjadi 31.173,84, indeks S&P 500 melemah 44,95 poin atau 1,15% ke 3.854,43 dan indeks Nasdaq Composite anjlok 262,71 poin atau 2,26% ke 11.372,60.
Dari 11 sektor utama pada indeks S&P 500, sektor layanan komunikasi mengalami penurunan persentase terbesar, sementara sektor utilitas memimpin kenaikan.
Saham-saham dengan pertumbuhan terdepan di pasar menyeret ketiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) ke wilayah negatif. Sentimen risk-off diperburuk oleh penutupan kasino di Makau dalam lebih dari dua tahun untuk mengekang penyebaran Covid-19.
"Ini adalah pasar yang gugup," kata Rob Haworth, Senior Investment Strategist US Bank Wealth Management di Seattle. "Ini semua tentang awal musim pendapatan dan apa yang dikatakan inflasi (data) kepada kita".
"Kami tahu inflasi didorong oleh kendala pasokan, dan China merupakan faktor penting," tambah Haworth. "Dan (penutupan Makau) melemparkan selimut dingin ke pasar pagi ini."
Baca Juga: Wall Street Tertekan, Pasar Saham Bersiap Menyambut Rilis Kinerja Emiten
Sejumlah perbankan besar termasuk JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc, dan Wells Fargo & Co, diperkirakan akan merilis laporan kinerja kuartal kedua pada akhir pekan ini.
Analis memperkirakan penurunan tajam pada laba tahunan karena perusahaan mengerek cadangan kerugian pinjaman, yang memicu kekhawatiran resesi yang akan datang.
Indeks Perbankan S&P 500 turun 1,0% pada sesi ini.
Sebelum bank-bank besar meluncurkan laporan pendapatan kuartal kedua pada hari Kamis dan Jumat, kinerja hasil PepsiCo dan Delta Air Line diharapkan masing-masing akan keluar pada hari Selasa (12/7) dan Rabu (13/7).
Pada hari Jumat, analis melihat pertumbuhan pendapatan pada indeks S&P dengan agregat 5,7% secara tahunan untuk periode April hingga Juni. Proyeksi itu turun dari perkiraan 6,8% pada awal kuartal, menurut Refinitiv.
Kemudian dalam minggu ini, sejumlah data ekonomi, termasuk harga konsumen, penjualan ritel dan output pabrik, akan memberikan gambaran sekilas sejauh mana inflasi telah mencapai puncaknya dan ekonomi telah mendingin karena Federal Reserve bergerak lebih dekat ke pertemuan kebijakan minggu depan.
Dalam pertemuan itu, The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin kedua secara berturut-turut.
"Pasar sedang mencoba untuk berhati-hati menjelang data (CPI) itu," kata Haworth. "Kami mengharapkan perlambatan, yang akan menempatkan Federal Reserve dalam sikap yang lebih lunak, tetapi di sisi lain, ada banyak alasan untuk percaya bahwa inflasi dapat tetap tinggi dan The Fed akan tetap agresif."
Baca Juga: Inflasi Melambung, Bank Sentral Global Bersiap Naikkan Suku Bunga
Pasar saat ini memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga dana Fed berjangka sebesar 75 basis poin dalam salvo terbarunya terhadap inflasi yang panas. Ini jadi sebuah taktik yang dikhawatirkan beberapa pihak dapat mengarahkan ekonomi yang sudah mendingin ke dalam resesi.
Pada perdagangan di awal pekan ini, saham Twitter Inc jatuh 11,3% setelah Elon Musk mengatakan dia mengakhiri kesepakatannya untuk membeli perusahaan media sosial.
Sementara itu, saham operator kasino AS Las Vegas Sands, Wynn Resorts dan Melco Resorts ambles antara 6,3% dan 9,6%. Itu terjadi setelah Makau menutup semua kasino guna menahan wabah Covid-19 terburuk sejak krisis kesehatan dimulai.
Indeks S&P 1500 Hotel, Restaurant and Leisure yang lebih luas turun 1,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News