kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Tertekan, Pasar Saham Bersiap Menyambut Rilis Kinerja Emiten


Senin, 11 Juli 2022 / 21:40 WIB
Wall Street Tertekan, Pasar Saham Bersiap Menyambut Rilis Kinerja Emiten
ILUSTRASI. Wall Street memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin di bulan Juli.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di awal perdagangan pekan ini. Pasar saham Amerika Serikat (AS) turun karena investor bersiap menyambut musim laporan keuangan semester pertama pada saat meningkatnya kekhawatiran penurunan ekonomi karena kenaikan suku bunga yang agresif. 

Senin (11/7) pukul 21.27 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,57% ke 31.161. Indeks S&P 500 melorot 1,08% ke 3.858. Nasdaq Composite terjun 2,02% ke 11.399.

Setelah paruh pertama tahun yang suram, Wall Street optimistis memulai Juli. Tapi pelaku pasar khawatir hasil kuartalan mendatang dapat memicu aksi jual lagi dengan pendapatan berpotensi turun dari perkiraan.

Baca Juga: Begini Prediksi Pergerakan IHSG Pada Selasa (12/7)

Wall Street memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin di bulan Juli. Tapi muncul kekhawatiran tentang laju kenaikan suku bunga selanjutnya setelah laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat.

Laporan tersebut, yang mengisyaratkan pasar tenaga kerja yang masih kuat membantu mengurangi kekhawatiran resesi langsung. Tapi, perbaikan pasar tenaga kerja menambah kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh The Fed untuk mengatasi inflasi yang melonjak.

Bank-bank besar seperti JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc dan Morgan Stanley akan melaporkan kinerja kuartal kedua di akhir pekan ini. Rilis kinerja keuangan ini diperkirakan bisa menunjukkan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: IHSG Melemah 0,27%, Net Sell Asing Mencapai Rp 205 Miliar Pada Senin (11/7)

"Orang-orang tidak hanya khawatir bahwa pendapatan akan melemah karena perlambatan ekonomi, tetapi juga karena kenaikan dolar AS yang menciptakan hambatan bagi pendapatan perusahaan multinasional," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth Management kepada Reuters.

Bank yang sebagian besar diuntungkan oleh kenaikan suku bunga juga diperkirakan akan terkena dampak dari pelemahan aktivitas merger dan akuisisi serta bisnis penasihat keuangan. Peningkatan cadangan kerugian pinjaman diperkirakan akan berdampak pada laba kuartal kedua di bank-bank besar AS.

Fokus juga akan tertuju pada data harga konsumen AS akhir pekan ini untuk mengukur inflasi dan seberapa agresif The Fed dapat merespons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×