Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Kamis (14/8/2025) waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali mencatat rekor penutupan tertinggi, sementara Dow Jones dan Nasdaq bergerak stagnan.
Pergerakan ini terjadi setelah data harga produsen yang lebih tinggi dari perkiraan memudarkan harapan akan penurunan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (The Fed).
Dow Jones Industrial Average melemah 11,01 poin atau 0,02% menjadi 44.911,26. S&P 500 naik tipis 1,96 poin atau 0,03% menjadi 6.468,54, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 2,47 poin atau 0,01% ke 21.710,67.
Baca Juga: Wall Street Turun Kamis (14/8), Data PPI Redam Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan harga produsen pada Juli mengalami kenaikan terbesar dalam tiga tahun terakhir, dipicu lonjakan biaya barang dan jasa. Data ini memunculkan kekhawatiran inflasi yang lebih luas.
Berdasarkan data LSEG, pelaku pasar memangkas ekspektasi penurunan suku bunga The Fed untuk sisa tahun ini menjadi sekitar 56,7 basis poin, dari sebelumnya 63 basis poin. Meski demikian, proyeksi penurunan 25 basis poin pada September masih sepenuhnya diperhitungkan.
“Pemangkasan suku bunga pada September kemungkinan bersifat hawkish, karena terlalu dini untuk memulai siklus pelonggaran yang panjang,” kata Thierry Wizman, ahli strategi Macquarie Group.
Ia menambahkan, data Indeks Harga Pengeluaran yang akan dirilis akhir bulan ini menjadi penentu arah pasar selanjutnya.
Laporan terpisah menunjukkan klaim tunjangan pengangguran mingguan turun, menandakan pasar tenaga kerja tetap solid.
Baca Juga: Bursa Asing Mengekor Kenaikan Wall Street, Dipicu Harapan Pemangkasan Suku Bunga
Meski data inflasi konsumen sebelumnya cenderung moderat, laporan harga produsen ini memicu kekhawatiran dampak tarif impor AS terhadap harga dalam beberapa bulan mendatang.
Tujuh dari 11 sektor S&P 500 melemah pada perdagangan hari itu. Menurut Sam Stovall dari CFRA Research, valuasi pasar saat ini tergolong mahal dengan rasio harga terhadap laba (P/E) S&P 500 mencapai 23 kali, sekitar 40% di atas rata-rata 20 tahun terakhir.
Sentimen pasar juga dipengaruhi pernyataan Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem yang menolak wacana pemangkasan suku bunga setengah poin pada September, sehari setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menyebut opsi tersebut memungkinkan.
Di sisi korporasi, Intel Corp melonjak 7,4% setelah laporan Bloomberg menyebut pemerintah AS mempertimbangkan mengambil alih saham produsen chip tersebut. Cisco Systems melemah 1,6% setelah proyeksinya tidak banyak menggerakkan minat investor.
Deere & Co anjlok 6,8% akibat penurunan laba kuartalan dan revisi proyeksi laba tahunan, sementara Tapestry merosot 15,7% setelah memperkirakan laba tahunan di bawah ekspektasi. Keduanya mengkhawatirkan dampak tarif terhadap kinerja bisnis.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Turun Senin (11/8), Waspadai Inflasi & Isu Perdagangan AS–China
Dari sisi geopolitik, perhatian pasar tertuju pada rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna mencari solusi konflik di Ukraina.
Di NYSE, jumlah saham yang melemah melampaui yang menguat dengan rasio 2,29 banding 1. Di Nasdaq, rasio serupa tercatat 2,14 banding 1.
S&P 500 membukukan 15 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq mencatat 78 titik tertinggi dan 78 titik terendah baru. Volume perdagangan relatif tipis, yakni 16,3 miliar lembar saham dibandingkan rata-rata 18,3 miliar lembar dalam 20 sesi terakhir.
Selanjutnya: IHSG Dekati 8.000, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Jelang HUT RI ke-80
Menarik Dibaca: Promo JSM Indomaret 15-17 Agustus 2025, Mamy Poko-Gentle Gen Diskon 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News