Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street menguat pada Rabu (11/6/2025) setelah laporan inflasi bulan Mei menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan.
Data tersebut meredakan kekhawatiran terhadap tekanan harga akibat tarif dan mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Pada pukul 10:03 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 55,84 poin atau 0,13% ke level 42.922,71. S&P 500 menguat 6,13 poin atau 0,10% ke 6.044,94, sementara Nasdaq Composite naik 26,66 poin atau 0,14% ke 19.742,60.
Laporan menunjukkan bahwa harga konsumen hanya mengalami sedikit kenaikan pada Mei. Namun, inflasi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena dampak tarif impor dari pemerintahan Trump.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Melemah, Investor Menanti Hasil Perundingan Dagang AS-China
Secara tahunan, inflasi utama tercatat sebesar 2,4%, lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 2,5% berdasarkan survei Reuters.
“Dalam jangka panjang, tarif Trump tetap menjadi kekhawatiran inflasioner, tetapi laporan ini lebih baik dari ekspektasi dan memicu harapan bahwa Federal Reserve dapat memangkas suku bunga pada akhir tahun ini,” kata Robert Pavlik, Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth.
Berdasarkan data dari LSEG, para pedagang memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 48 basis poin hingga akhir tahun. Alat FedWatch milik CME Group menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mencapai 57%.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq diperdagangkan mendekati level tertinggi sepanjang masa. S&P 500 berada sekitar 1,6% di bawah rekor tertingginya yang dicapai pada Februari, sementara Nasdaq sekitar 2% di bawah puncaknya pada Desember.
Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan antara Amerika Serikat dan China telah selesai, di mana Beijing akan memasok magnet dan mineral tanah jarang.
Baca Juga: Wall Street Senin (9/6): S&P 500 Ditutup Naik Tipis, Pantau Negosiasi Dagang AS-China
Pernyataan ini disampaikan sehari setelah pejabat dari Washington dan Beijing menyepakati kerangka kerja untuk mengembalikan gencatan senjata tarif ke jalurnya.
Investor masih menantikan rincian lebih lanjut dari pertemuan dua hari tersebut, serta berharap tercapainya solusi jangka panjang atas ketegangan perdagangan yang selama ini mengganggu pasar global.
Pasar saham AS telah menunjukkan penguatan dalam beberapa pekan terakhir, pulih dari pelemahan pada April akibat tarif yang diberlakukan Trump pada "Hari Pembebasan".
Enam dari sebelas sektor utama dalam indeks S&P 500 mengalami kenaikan, dipimpin oleh sektor perawatan kesehatan yang naik sekitar 0,4%. Sementara itu, sektor material turun 0,7%.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat: S&P 500 Tembus 6.000, Tesla Rebound
Di antara saham individual, Tesla menguat 1,7% setelah CEO Elon Musk menyatakan penyesalannya atas beberapa unggahan terkait Trump yang ia buat pekan lalu. Unggahan tersebut sempat menimbulkan gejolak pada saham produsen kendaraan listrik itu.
Saham GitLab turun 10,2% usai melaporkan hasil kinerja kuartalan. Saham GameStop juga turun 4,4% setelah melaporkan penurunan pendapatan pada kuartal pertama.
Summit Therapeutics melemah 1,9% setelah analis dari Leerink Partners memberikan peringkat “berkinerja buruk” terhadap perusahaan pengembang obat tersebut.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 2,25 banding 1 di NYSE dan 1,32 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatatkan tujuh rekor tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 48 tertinggi baru dan 19 terendah baru.
Selanjutnya: Laba Sepanjang 2024 Naik 46%, Ini Daftar Program Prioritas MIND ID Sepanjang 2025
Menarik Dibaca: 5 Kesalahan Merawat Rambut yang Harus Dihindari, Awas Rambut Jadi Rusak!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News