Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (27/5) waktu setempat.
Setelah Presiden Donald Trump mundur dari ancaman penerapan tarif 50% atas impor dari Uni Eropa (UE).
Langkah ini meredakan ketegangan dagang dan mendongkrak kepercayaan investor.
Baca Juga: Wall Street Anjlok karena Ancaman Tarif Trump Picu Ketidakpastian Pasar
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 246 poin atau 0,59% ke 41.849,04.
Indeks S&P 500 menguat 51,3 poin atau 0,88% ke 5.854,07 dan Nasdaq Composite melesat 277,2 poin atau 1,48% ke 19.014,44 pada bel pembukaan.
Trump Longgarkan Tekanan, Pasar Rebound
Trump sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif 50% mulai 1 Juni, namun pada Minggu lalu ia mengembalikan tenggat negosiasi dengan UE ke 9 Juli, memberi ruang untuk mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Trump Tunda Pengenaan Tarif ke Uni Eropa, Harga Emas Turun
Ini mengurangi kekhawatiran pasar terhadap risiko perang dagang transatlantik.
“Gaya negosiasi Presiden Trump sudah dikenali pasar: mulai dengan tekanan tinggi, lalu melunak saat lawan mulai merespons,” ujar Joe Saluzzi, co-head of equity trading di Themis Trading.
Big Tech dan Nvidia Memimpin Kenaikan
Sebagian besar saham teknologi unggulan (megacap) dan saham pertumbuhan melonjak di sesi pre-market. Apple naik 1,9%, Alphabet menguat 1,7%, dan Tesla melesat 2,4%.
Sementara itu, saham Trump Media & Technology Group melonjak 9,6% setelah laporan bahwa perusahaan akan menggalang dana hingga US$ 3 miliar untuk ekspansi ke aset kripto seperti Bitcoin.
Baca Juga: Tarif Impor 50% Ditunda! Trump Beri Uni Eropa Waktu hingga 9 Juli
Saham Nvidia, yang akan melaporkan kinerja keuangannya setelah pasar tutup Rabu ini, dibuka naik 2,5% seiring optimisme investor terhadap pertumbuhan industri semikonduktor.
Imbal Hasil AS Turun, Fokus ke Data Inflasi
Imbal hasil obligasi AS bertenor panjang turun, mengikuti reli harga obligasi Jepang. Imbal hasil surat utang AS 30 tahun tercatat mengalami penurunan harian terbesar sejak pertengahan April.
Data ekonomi yang dinantikan minggu ini antara lain notulen rapat Federal Reserve terakhir (Rabu), data Personal Consumption Expenditures (PCE) Mei, indikator inflasi pilihan The Fed, serta estimasi kedua pertumbuhan PDB kuartal I AS.
Baca Juga: Pasar Asia Stabil, Euro Menguat Usai Trump Tunda Tarif Impor 50% terhadap Uni Eropa
Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari pada Selasa menyatakan dukungan agar suku bunga ditahan hingga dampak tarif terhadap inflasi menjadi lebih jelas.
Wall Street sempat terpukul pada akhir pekan lalu akibat kekhawatiran atas lonjakan utang pemerintah AS menyusul disahkannya RUU pemotongan pajak besar-besaran di DPR AS.
Kebijakan ini dinilai bisa memperburuk posisi fiskal negara dan menambah tekanan inflasi dalam jangka panjang.
Selanjutnya: BTN Torehkan Pertumbuhan Ekosistem Digital Pembiayaan Perumahan
Menarik Dibaca: Ingin Kaya di 2025? Ini 5 Realita yang Harus Anda Tanggung, Tapi Layak Diperjuangkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
