Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan hari ini. Wall Street menguat jelang serangkaian data ekonomi, dengan investor mencari wawasan tentang kebijakan pemerintahan Trump yang akan datang.
Selasa (7/1) pukul 21.34 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,42% ke 42.886. Indeks S&P 500 naik 0,55% ke 5.975. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,10% ke 19.884.
Setiap tanda ketahanan berkelanjutan dalam ekonomi dari data tersebut kemungkinan akan mendorong kembali ekspektasi terhadap laju siklus pelonggaran moneter Federal Reserve tahun ini.
Yang paling penting dalam radar investor adalah survei lowongan kerja dan perputaran tenaga kerja untuk bulan November dan data Institute for Supply Management (ISM) tentang aktivitas jasa untuk bulan Desember. Kedua data akan dirilis pada pukul 10 pagi waktu setempat. Data penggajian nonpertanian akan dirilis akhir minggu ini.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.083, Intip Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing Hari Ini (7/1)
"Peningkatan pengangguran dapat menciptakan tantangan bagi Fed jika inflasi tetap tinggi," kata Brent Schutte, kepala investasi di Northwestern Mutual Wealth Management Company seperti dikutip Reuters.
Dia menambahkan bahwa bank sentral akan dipaksa untuk memilih antara pemangkasan yang terlalu agresif dan risiko kebangkitan kembali inflasi yang tinggi. Bank sentral juga harus tetap waspada bahwa jika pemangkasan dilakukan terlalu lambat, hal itu dapat menyebabkan pelemahan ekonomi tambahan.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun telah meningkat sejak awal Desember dan diperdagangkan pada 4,63% - mendekati level tertinggi sejak Mei 2024.
Menurut alat FedWatch milik CME Group, para pelaku pasar memperkirakan Fed akan mengambil sikap dovish untuk pertama kalinya tahun ini pada bulan Juni, setelah Fed memperkirakan pemangkasan suku bunga sebanyak 50 basis poin pada tahun 2025. Risalah rapat bulan Desember akan dirilis pada hari Rabu.
Baca Juga: Rapor Instrumen Investasi 2024: Saham, Obligasi, Reksadana, Hingga Kripto
Pada sesi sebelumnya, S&P 500 dan Nasdaq ditutup di bawah level tertinggi satu minggu. Kabar terbaru adalah adanya ketidakpastian setelah Presiden terpilih Donald Trump membantah laporan bahwa timnya sedang menjajaki kebijakan tarif yang kurang agresif.
Para analis mengatakan janji kampanye Trump seperti pemotongan pajak, tarif, dan regulasi yang longgar jika diterapkan dapat menyegarkan ekonomi, meskipun dapat meningkatkan inflasi dan memperlambat laju pemangkasan suku bunga. Rencana tarifnya jika ditindaklanjuti juga dapat memicu perang dagang di antara mitra utama negara tersebut.
Di antara penggerak prapasar, Nvidia naik 2,2%, sehari setelah meluncurkan produk dan kemitraan baru di konferensi teknologi tahunan besar di Las Vegas.
Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat Tipis 0,04% Hari Ini, Cermati Rekomendasi Saham Rabu (8/1)
Perintis AI itu berada di jalur yang tepat untuk menyalip Apple dan menjadi perusahaan tercatat paling bernilai, jika kenaikan prapasar bertahan. Harga saham Apple merosot 1% setelah pialang MoffettNathanson menurunkan peringkat saham menjadi "jual" dari "netral".
Komponen Nasdaq Tesla turun 2% setelah BofA Global Research menurunkan peringkat saham kendaraan listrik ini menjadi "netral" dari "beli".
Harga saham Micron Technology naik 3,4% setelah bos Nvidia Jensen Huang mengatakan pembuat chip itu menyediakan memori untuk keluarga chip gaming GeForce RTX 50 Blackwell milik pelopor AI.
Harga saham bank-bank besar seperti Citigroup naik 1,4% dan Wells Fargo naik 1,2% karena liputan bullish dari Truist Securities. Sementara harga saham Bank of America naik 1,3% setelah peringkat positif dari sedikitnya tiga pialang.
Selanjutnya: OJK Bersama Satgas Pasti Hentikan 2.930 Entitas Pinjaman Online Ilegal
Menarik Dibaca: Penumpang Rombongan Bisa Dapat Diskon Tiket Whoosh 20%, Begini Caranya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News