Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street dibuka datar pada Selasa (4/2). Setelah minat investor terhadap aset berisiko menurun akibat langkah China yang membalas pembatasan perdagangan baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dengan menerapkan tarif balasan.
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 47,5 poin atau 0,11% ke 44.469,46 pada pembukaan perdagangan.
Indeks S&P 500 naik 3,6 poin atau 0,06% ke 5.998,14 dan Nasdaq Composite naik 30,2 poin atau 0,16% ke 19.422,17.
Baca Juga: Investor Legendaris Peter Lynch Ungkap Rahasia Menaklukkan Pasar Saham
China mengumumkan tarif balasan hanya beberapa saat setelah kebijakan Trump yang mengenakan tarif 10% terhadap barang-barang China mulai berlaku pada pukul 12:01 ET (05:01 GMT).
Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif tersebut akan berlaku mulai 10 Februari.
Langkah terbatas dari Beijing ini menunjukkan upayanya untuk tetap membuka jalur negosiasi dengan pemerintahan Trump guna menghindari perang dagang penuh antara dua ekonomi terbesar dunia.
"Senjata tarif sudah siap... kita belum tahu apakah itu akan benar-benar ditembakkan, tetapi saat ini ada jeda waktu antara pengumuman dan pelaksanaan," ujar Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di B. Riley Wealth.
Baca Juga: Ini Tawaran Awal China untuk Redakan Perang Dagang dengan Trump
"Pasar akan mengambil jeda dan mencoba menghitung ketidakpastian yang ada."
Saham perusahaan bioteknologi Illumina dan induk merek fashion PVH Corp (pemilik Calvin Klein) anjlok lebih dari 4% dalam perdagangan pre-market setelah China memasukkan mereka ke dalam "daftar entitas yang tidak dapat diandalkan".
Sebelumnya, Trump juga mengenakan tarif 25% terhadap barang-barang dari Meksiko dan Kanada pada akhir pekan lalu.
Namun, ia setuju untuk menunda penerapan tarif selama 30 hari setelah kedua negara menyepakati sejumlah konsesi terkait perbatasan dan keamanan.
Keputusan di menit-menit terakhir ini membantu indeks utama Wall Street mengurangi sebagian kerugian besar yang terjadi pada hari Senin, meskipun volatilitas masih terasa.
S&P 500 bahkan sempat mendekati rekor tertinggi sepanjang masa pada Jumat lalu sebelum jatuh akibat kekhawatiran atas tarif perdagangan.
Baca Juga: Wall Street Turun, tapi Berusaha Memangkas Kerugian Pasca Trump Menunda Tarif Meksiko
Sementara itu, tiga pejabat The Fed memperingatkan bahwa tarif perdagangan berisiko memicu inflasi.
Salah satu di antaranya menyatakan bahwa ketidakpastian terkait harga dapat memperlambat pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Saat ini, para trader memperkirakan tidak akan ada perubahan suku bunga dari The Fed hingga Juni, dengan kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan tersebut berada di angka 62%, menurut data dari CME FedWatch.
Selain itu, sejumlah pejabat The Fed, termasuk Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, dijadwalkan memberikan pernyataan sepanjang hari ini.
Dari sisi data ekonomi, laporan jumlah lowongan pekerjaan AS untuk bulan Desember akan dirilis pada pukul 10:00 waktu setempat. Sementara laporan tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls) untuk Januari akan dirilis pada hari Jumat.
Selanjutnya: IHSG Ditutup Menguat, Cek Saham Net Buy Terbesar Asing pada Selasa (4/2)
Menarik Dibaca: Warna Magenta Bikin Rumah Lebih Enerjik dan Indah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News