Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) diyakini masih cerah seiring dengan solidnya harga batubara pada tahun ini. Hal tersebut paling tidak juga bakal terlihat pada kinerja PTBA di kuartal IV-2020 yang solid.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, meskipun musim penghujan berdampak pada produksi batubara PTBA di kuartal terakhir tahun lalu, namun perusahaan mengindikasikan volume penjualan batubara membaik pada periode tersebut.
Hal ini didukung dengan permintaan batubara yang kuat dari China pada akhir tahun karena antisipasi musim dingin. Di sisi lain, adanya larangan impor batubara dari Australia turut menjadi keuntungan bagi PTBA.
Selain itu, seiring dengan keberhasilan PTBA bernegosiasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk memberikan diskon biaya kereta api batubara pada kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021, Stefanus berekspektasi pendapatan PTBA akan solid pada kuartal terakhir tahun lalu.
Adapun beban angkutan kereta api batubara merupakan komponen biaya terbesar yang menyumbang 31% dari total biaya PTBA per kuartal III-2020.
PTBA , anggota indeks Kompas100 ini, memang masih mengalkulasi target produksi tahun ini. Namun , Stefanus mengharapkan adanya pemulihan produksi batubara PTBA, tidak hanya berasal dari pemulihan ekonomi global, tetapi juga pemulihan ekonomi domestik.
Faktor ini akan meningkatkan konsumsi listrik,sehingga meningkatkan permintaan batubara domestik.
Baca Juga: Begini kata INCO, BUMI, dan PTBA soal wacana mining sustainable fund
“Kami mengasumsikan produksi batubara meningkat 12% secara tahunan menjadi 28 juta ton pada tahun 2021,” tulis Stefanus dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (17/2).
Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini juga memiliki sejumlah proyek yang dinilai bisa memoles kinerjanya dalam jangka panjang.
Pada kuartal III-2021, PTBA bersama dengan KAI diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jalur kereta api menjadi 32 juta ton, dari sebelumnya hanya 25 juta ton. Dalam jangka menengah, PTBA akan terus mengembangkan rel kereta api dan pelabuhan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 72 juta ton pada tahun 2025.
PTBA juga melakukan diversifikasi ke bisnis gasifikasi batubara dan berupaya menyelesaikan PTLU mulut tambang terbesar di Indonesia (Sumsel 8) pada kuartal I-2022.
BRI Danareksa Sekuritas mepertahankan rekomendasi beli PTBA dengan target harga Rp 3.600. PTBA dinilai atraktif karena diversifikasi bisnisnya ke segmen pembangkit listrik mulut tambang dan gasifikasi batubara yang akan meningkatkan produksi batubara ke depannya.
Hal ini karena batubara hasil produksi akan dipasok oleh perusahaan untuk kedua proyek tersebut.
PTBA juga dinilai atraktif dengan asumsi rasio pembayaran dividen sebesar 75% yang akan menghasilkan yield sebesar 6,3%.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie mengatakan, target produksi batubara di 2021 akan naik dibanding tahun sebelumnya. Permintaan batubara di awal 2021 memang mengalami kenaikan karena sejumlah tren positif, seperti mulai pulihnya pasar batubara global terutama di China dan India.
Secara keseluruhan, Apollonius menilai daya serap batubara tetap lebih naik dibanding 2020, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Selanjutnya: Rekomendasi analis untuk saham Bukit Asam (PTBA) di tengah kenaikan harga batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News