Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga batubara membuka ruang pertumbuhan kinerja yang lebih baik bagi PT Bukit Asam (PTBA) di tahun ini. Optimisme pemulihan ekonomi juga semakin menguatkan potensi pemulihan kinerja perusahaan batubara milik BUMN ini.
Hingga kuartal III-2020, pendapatan PTBA menurun 20% secara tahunan menjadi Rp 12,85 triliun. Sementara laba bersih menurun lebih dalam 44% secara tahunan menjadi Rp 1,72 triliun.
Penurunan kinerja tersebut terjadi karena harga batubara global sempat anjlok sejak kuartal II-2020 hingga kuartal III-2020 akibat pandemi Covid-19.
Finoriska Citraning Investor Realtion PTBA mengatakan kinerja PTBA saat itu memang berat karena permintaan batubara menurun seiring aktivitas ekonomi dibatasi saat pandemi.
Baca Juga: Masuk Tahun Kerbau Logam, ini prospek dan rekomendasi saham ANTM, PTBA, & TINS
]Namun, manajemen tetap mampu catatkan laba positif karena melakukan efisiensi biaya produksi mulai dari angkutan dan jasa penambangan.
Untungnya, di akhir kuartal IV-2020, harga batubara mulai masuk dalam tren naik hingga saat ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (15/2) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2021 di ICE Newcastle merangkak naik ke level US$ 83,35 perĀ ton. Sebagai perbandingan, harga batubara sempat sentuh rekor terendah di US$ 55 perĀ ton pada Agustus 2020. Kompak Harga Batubara Acuan (HBA) di Februari 2021 ditetapkan naik 15,7% secara bulanan menjadi US$ 87,79 per ton.
Selain kenaikan harga batubara, tren kenaikan permintaan batubara juga menambah sentimen positif. Finoriska mengatakan penjualan PTBA di kuartal IV-2020 mengalami peningkatan karena permintaan dari China meningkat setelah negara tersebut berselisih dengan Australia.
Baca Juga: Simak rencana produksi ANTM, TINS, dan PTBA tahun ini
Namun, dari segi volume produksi di kuartal IV-2020 Finorika sebutkan lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. "Efek musim hujan produksi menurun tetapi relatif terkendali, sementara penjualan cukup besar, untuk angga belum bisa saya jabarkan, tunggu rilis," kata Finorika. Namun, produksi di kuartal I-2021 diproyeksikan akan meningkat.