Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) melaporkan volume penjualan semen dan terak sepanjang 2020 sebesar 11,97 juta ton. Realisasi ini menurun 3,09% dari penjualan tahun 2019 yang mencapai 12,35 juta ton.
Dalam keterangan resminya, Jumat (19/2), Presiden Direktur SMCB Aulia Mulki Oemar mengatakan, pandemi Covid-19 turut membayangi kinerja SMCB sepanjang tahun 2020 lalu. Peningkatan jumlah kasus positif berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat, serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan Covid-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.
Dia menjabarkan, konsumsi semen domestik tercatat turun sebesar 10,4%, dari 70 juta ton di 2019 menjadi 62,7 juta ton pada 2020. Namun demikian, pasar ekspor mengalami pertumbuhan secara kumulatif tahunan sebesar 51,8%, dari 6,1 juta ton pada 2019 menjadi 9,3 juta ton pada tahun 2020.
Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) catat kenaikan permintaan ekspor 10% di awal 2021
Penurunan konsumsi pasar semen domestik tercermin pada penurunan volume penjualan semen dan terak SMCB sebesar 11,6%, dari 11,9 juta ton pada 2019, menjadi 10,5 juta ton pada 2020.
Kenaikan hanya didapat dari penjualan ekspor yang melonjak 198,1%, dari 502 ribu ton pada tahun 2019, menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2020.
Volume penjualan beton jadi juga menurun 41,8%, dari 1,5 juta m3 pada tahun 2019 menjadi 874 ribu m3 pada tahun 2020. Sektor bisnis agregat juga turun dari 2,3 juta ton menjadi 614 ribu ton pada tahun 2020 atau menurun 73,2% secara tahunan.
Baca Juga: Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) fokus tingkatkan produktivitas kebun
Alhasil, penurunan volume penjualan berdampak pada kinerja topline SMCB. Emiten semen ini membukukan pendapatan senilai Rp 10,10 triliun, atau menurun 8,58% dari pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 11,05 triliun.
Namun, entitas usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tersebut berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 30,44%, dari yang hanya Rp 499,05 miliar menjadi Rp 650,98 miliar pada tahun lalu.
“Kenaikan laba bersih SMCB full year 2020 didorong oleh penurunan (efisiensi) biaya produksi maupun biaya usaha,” terang Agung Wiharto, Direktur Solusi Bangun Indonesia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/2).
Baca Juga: Pendapatan Indosat Ooredoo (ISAT) naik 6,9% pada 2020, berikut pendorongnya
Secara rinci, sejumlah pos beban SMCB memang mengalami penurunan tahun lalu. Beban pokok penjualan misalnya, menurun 12,8% menjadi Rp 7,12 triliun. Beban distribusi dan penjualan menurun 7,7% menjadi Rp 965 miliar, dan beban umum dan administrasi menurun hingga 40% menjadi Rp 397,37 miliar.
Menanggapi kinerja keuangan tahun lalu, Aulia mengatakan bahwa dampak pandemi harus lebih mampu dimitigasi pada tahun ini. Dimulainya vaksinasi oleh pemerintah untuk pengentasan pandemi menjadi salah satu fundamental untuk pemulihan perekonomian di Indonesia.
“Kita sudah dapat banyak pembelajaran sepanjang tahun 2020. Kini saatnya sektor industri bangkit dengan strategi-strategi baru. Untuk mendukung upaya-upaya pemulihan yang dilakukan pemerintah, bersama Semen Indonesia Group (SIG) kami menetapkan fokus untuk mengembangkan nilai tambah dan menghadirkan solusi-solusi inovatif baru,” terang Aulia.
Selanjutnya: Ini penyebab laba bersih Solusi Bangun Indonesia (SMCB) naik 30,4% di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News