kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Valuasi saham perbankan blue chip saat ini murah tapi ada risikonya


Rabu, 17 Juni 2020 / 20:19 WIB
Valuasi saham perbankan blue chip saat ini murah tapi ada risikonya
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan anjungan tunai mandiri Bank BRI di Tangerang Selatan, Senin (4/5). Kinerja bank pelat merah sampai dengan kuarta I 2020 tercatat masih positif. tercatat total kredit bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) masih


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menampakkan tajinya. Hari ini, IHSG menguat 0.03% ke level 4.987,776. Dalam sebulan, indeks telah menguat 10,50%.

Meski demikian, masih ada sejumlah saham penghuni Indeks LQ45 yang memiliki valuasi murah. Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan saham perbankan bluechips saat ini sudah tergolong murah.

“Seperti saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), itu murah valuasinya,” ujar Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6).

Baca Juga: Ini tiga skenario harga penutupan IHSG pada 2020 versi Mirae Asset sekuritas

Melansir RTI Business, per Rabu (17/6) saham BBRI memiliki price to earnings (PER) sebesar 11,7 kali, saham BMRI memiliki PER 7,2 kali, bahkan PER saham BBNI hanya 4,99 kali.

Analis Royal Investium Sekuritas Indonesia, Wijen Pontus menilai saat ini saat ini emiten perbankan menghadapi risiko akibat pandemi Covid-19, yakni risiko naiknya kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) yang diakibatkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Penyaluran kredit juga pasti turun,” ujar Wijen, Rabu (17/6).

Hans menilai, prospek emiten perbankan akan membaik seiring membaiknya perekonomian, sehingga tingkat pendapatan masyarakat pun membaik.

“Untuk bank-bank besar di Indonesia, kredit mungkin akan menghadapi restrukturisasi. Tetapi mungkin akan pulih seiring dengan perekonomian yang pulih,” sambung Hans. Hans menilai, perbankan besar di tanah air memiliki likuiditas yang baik.

Baca Juga: Ini 15 saham di indeks LQ45 yang punya PER paling rendah

“Jadi intinya ketika ekonomi membaik, perbankan akan recovery,” pungkas Hans.

Sementara itu, Analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri menyematkan status overweight pada saham sektor perbankan. Eka mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengeluarkan dua peraturan untuk menangani dampak Covid-19 pada sektor perbankan.

Yang pertama adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 64 tahun 2020 mengatur rincian tentang skema fasilitas likuiditas pemerintah, khususnya mengenai distribusi tanggung jawab yang lebih baik di antara para pemangku kepentingan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×