kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini tiga skenario harga penutupan IHSG pada 2020 versi Mirae Asset sekuritas


Rabu, 17 Juni 2020 / 19:37 WIB
Ini tiga skenario harga penutupan IHSG pada 2020 versi Mirae Asset sekuritas
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB. ANTARA F


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mirrae Asset Sekuritas memiliki tiga skenario penutupan IHSG di akhir 2020. Dalam skenario dasar IHSG ditutup di level 5.180.

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menjelaskan  skenario tersebut dengan asumsi tidak ada gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Indonesia dan partner dagangnya seperti China dan India, serta harga CPO yang stabil dikisaran MYR 2.100 per ton.

Baca Juga: Menilik valuasi saham Indeks LQ45, masih murah atau sudah mahal?

Sementara itu, skenario optimistis ditutup di level 5.830 dengan asumsi vaksin sudah dapat diproduksi untuk masal di tahun ini dan harga CPO kembali menguat sehingga meningkatkan daya beli pekerja yang berada di sektor tersebut.

"20% pekerja Indonesia berasal dari sektor ini sehingga apabila harga CPO pulih maka daya beli akan menguat," jelas Hariyanto kepada Kontan, Rabu (17/6).

Baca Juga: Ini 15 saham di indeks LQ45 yang punya PER paling rendah

Sementara itu skenario pesimis IHSG bakal ditutup di level 4.160 berdasarkan asumsi bahwa gelombang kedua Covid-19 merebak di Indonesia, ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi di tahun ini dan harga CPO kembali anjlok di bawah MYR 2.000 per ton.

Lebih lanjut, Hariyanto menjelaskan berdasarkan bloomberg earning per share (EPS) akhir 2020 bakal turun 4,4%. Berdasarkan sektornya, EPS perbankan diprediksi turun 18,2%, konsumer turun 1,4%, infrastruktur tumbuh 27,3%, aneka industri turun 9,1%, tambang turun 40,6% dan industri dasar naik 49,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×