kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Valuasi saham LQ45 tergolong sudah diskon, tetap waspada value trap


Minggu, 01 November 2020 / 14:05 WIB
Valuasi saham LQ45 tergolong sudah diskon, tetap waspada value trap
ILUSTRASI. Sejalan dengan rilisnya beberapa laporan keuangan emiten anggota LQ45, valuasi saham juga akan ikut bergerak.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan rilisnya beberapa laporan keuangan emiten anggota LQ45, valuasi saham juga akan ikut bergerak. Berdasarkan data yang dihimpun Kontan, valuasi terendah saat ini adalah saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dengan price to earning ratio (PER) 2,86 kali dan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan PER 9,86 kali. 

Sementara valuasi paling mahal saat ini adalah PT PP Tbk (PTPP) dengan PER 161,36 kali dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan PER  161,51 kali. 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan saham dengan valuasi terendah di antara anggota LQ45 yaitu BBTN dinilai cukup menarik karena memiliki price to book value (PBV) di bawah rata-rata peers, dan masih lebih dari -1 standard deviasi dari rata-rata PBV. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga dinilai menarik sama seperti BBTN.

Adapun PER BBNI tercatat sebesar 15,35 kali. "Kalau SRIL memang tergolong murah, tetapi nampaknya belum ada katalis lagi," jelas Zamzami, Sabtu (31/10). 

Baca Juga: Analis tetap rekomendasikan saham LQ45 meski ada yang tergolong mahal

Sementara itu, menurut Zamzami PTPP dan WIKA memang terlihat mahal dari sisi PER terutama karena realisasi laba yang sangat kecil hingga September 2020. Namun bila dilihat dari PER 12 bulan terakhir twelve trailing month (TTM) tidak terlalu besar. Menurut catatan dia, PER TTM saham PTPP sebesar 13,79 kali dan WIKA tercatat sebesar 11,02 kali. 

"Di antara peers juga masih yang paling mending kedua emiten ini baik dari profitabilitas maupun balance sheet. Kalau dilihat dari PBV pun masih rendah di bawah satu," jelas Zamzami. 

Secara umum, lanjut Zamzami, beberapa emiten anggota LQ45 tergolong diskon secara relatif, namun beberapa sudah agak mahal. Dibandingkan historikalnya, saham ANTM, CPIN, TBIG sudah cukup mahal secara PER.

Baca Juga: Laporkan kinerja kuartal III-2020, sektor konstruksi punya PER paling tinggi

Dia menambahkan meski beberapa saham sangat diskon dibandingkan historikalnya, investor juga perlu waspada akan value trap. "Bahwa rendahnya PER atau PBV bisa saja karena pasar berekspektasi pertumbuhan laba tidak terlalu bagus di masa depan, atau belum ada katalis lagi yang dapat mendorong perusahaan," kata Zamzami. 

Zamzami menyarankan investor untuk mencermati saham INDF, UNTR, ICBP, TLKM, KLBF, UNVR, dan PTBA. Ketujuh emiten tersebut memiliki neraca yang baik, net gearing di bawah 1, rasio utang bersih per EBITDA di bawah 5 dan bertumbuh baik lima tahun terakhir. "Selain itu CAGR revenue lebih dari 2,5% dan CAGR EBT lebih dari 2%, juga masih diskon terlihat dari PBV saat ini di -1 standard deviasi di bawah rata-rata PBV lima tahun terakhir," pungkas dia. 

Baca Juga: Di tengah pandemi, laba bersih ANTM naik 30%, INCO melesat 48.000%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×