kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.330   130,00   0,79%
  • IDX 6.531   151,00   2,37%
  • KOMPAS100 953   27,09   2,93%
  • LQ45 747   21,97   3,03%
  • ISSI 201   5,17   2,64%
  • IDX30 389   10,56   2,79%
  • IDXHIDIV20 468   12,14   2,66%
  • IDX80 108   3,10   2,95%
  • IDXV30 111   2,75   2,54%
  • IDXQ30 128   3,35   2,70%

Valas Catat Kinerja Terbaik Dibanding Instrumen Lain, Mata Uang Mana Paling Baik?


Rabu, 05 Maret 2025 / 19:36 WIB
Valas Catat Kinerja Terbaik Dibanding Instrumen Lain, Mata Uang Mana Paling Baik?
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta. Valas menjadi salah satu instrumen investasi dengan kinerja terbaik sepanjang Februari 2025. Penguatannya didukung kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang lebih moderat. ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/tom.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valas menjadi salah satu instrumen investasi dengan kinerja terbaik sepanjang Februari 2025. Penguatannya didukung kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang lebih moderat.

Sepanjang Februari 2025, yen menjadi mata uang dengan kinerja terbaik. Pairing JPYIDR mencatatkan penguatan 4,53% secara bulanan (month over month/MoM). Disusul GBPIDR 3,22%, CHFIDR 2,88%, SGDIDR 2,24%, dan USDIDR 2,09%.

Jika dibandingkan dengan instrumen lain, kinerja pasar obligasi cenderung lebih mini, dengan obligasi pemerintah memberikan imbal hasil 1,15% dan obligasi korporasi 1%. Lalu di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ambles 11,8% sepanjang Februari.

Baca Juga: Prospek Dolar AS Tetap Kuat, Ini Mata Uang Utama yang Tetap Bisa Jadi Perhatian

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan pada umumnya mata uang tersebut menguat karena dolar AS yang melanjutkan perlemahan.

"Yen Jepang sendiri mendapatkan dukungan tambahan dari ekspektasi kenaikan suku bunga okeh Bank of Japan (BoJ)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/3).

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menambahkan sebagian besar mata uang global itu terapresiasi juga didorong sentimen domestik masing-masing negara, serta kecenderungan arah kebijakan Trump yang lebih moderat.

Yen Jepang dan poundsterling, menguat setelah terjadi peningkatan inflasi di masing-masing negara, meningkatkan kemungkinan kenaikkan suku bunga di masing-masing bank sentral. Sementara itu, khusus untuk USDIDR, rupiah melemah terhadap dolar AS, terutama pada akhir bulan akibat dari tensi dagang yang tiba-tiba meningkat, yang pada gilirannya memicu sentimen risk-off.

"Sentimen risk-off kemudian mendorong depresiasi nilai tukar rupiah, sehingga nilai USDIDR meningkat," paparnya.

Baca Juga: The Fed Hati-hati Pangkas Suku Bunga, Mata Uang Utama Berpotensi Tertekan

Josua berpandangan, bulan Maret ini dolar AS berpotensi melemah, terutama pasca ekspektasi kontraksi ekonomi AS pada kuartal I 2025. Menurutnya, bila data-data AS semakin mendukung ekspektasi tersebut, maka besar kemungkinan prospek penurunan suku bunga yang lebih agresif meningkat sehingga mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS secara global. 

Sementara Lukman memproyeksikan JPY, CHF, GBP masih memiliki prospek yang cukup menarik, tetapi tidak untuk SGD. Sebab, dengan eskalasi perang maka umumnya akan menguatkan mata uang safe haven seperti JPY, CHF dan USD.

"Jepang dan Inggris diperkirakan akan menjadi segelintir ekonomi utama dunia yang mungkin akan lebih baik daripada yang lain karena keduanya besar kemungkinan tidak akan menjadi sasaran tarif Trump secara langsung," imbuhnya.

Selanjutnya: Perhatian! Jangan Langsung Nyalakan Mesin Motor Setelah Kebanjiran, Fatal Akibatnya

Menarik Dibaca: Cara Mudah Transfer Uang di Indomaret dan Syarat yang Harus Dilakukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×