Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum Lebaran tinggal hitungan jari. Berkaca dari tahun 2019, sepekan menjelang libur Lebaran berbagai sektor saham kompak menghijau.
Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Minggu keempat Mei 2019, penguatan paling tinggi dialami oleh sektor industri dasar hingga 5,44%. Kemudian disusul oleh sektor aneka industri 3,39%.
Baca Juga: Jika buyback sukses, laba bersih per saham Electronic City (ECII) bisa naik 14%
Sementara itu, sepekan setelah libur Lebaran, IHSG masih menguat 0,66% ke level 6.250,27. Akan tetapi, beberapa sektor mulai tampak terkoreksi. Misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, dan aneka industri. Adapun penopang IHSG pekan itu adalah sektor properti dan real estaste hingga 2,79%, serta sektor perdagangan hingga 1,38%.
Untuk tahun ini sedikit berbeda. Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial memprediksi IHSG usai libur Lebaran akan tertekan hingga akhir bulan Mei 2020. Jika IHSG tembus level support di 4.440, maka IHSG bisa menguji kembali level 4.100 hingga 4.250. Adapun pelemahan didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Dengan adanya kemungkinan koreksi itu, Janson berpendapat, saham sektor barang konsumsi yang biasanya menopang di momentum Lebaran menjadi kurang menarik lagi. Sebab, price to earning ratio (PER) sektor barang konsumer sudah sangat tinggi.
Ketika IHSG tembus di level support 4.440, sektor barang konsumsi akan terkoreksi paling dalam. "Saat ini PER sektor konsumer hampir sama dengan PER sebelum Covid-19," jelas Janson kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).
Baca Juga: Meski nilai transaksi bursa naik ratusan persen, tapi frekuensi transaksi turun
Menurut Janson, saham yang berpotensi menguat justru saham di sektor telekomunikasi dan infrastruktur seperti TLKM, TOWR, dan TBIG. Sebab, di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) emiten-emiten tersebut paling banyak mendulang keuntungan.
Di sisi lain, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony berpendapat, saham-saham ritel yang biasanya menghijau di momentum Lebaran seperti RALS, LPPF, ERAA tidak akan menguat signifikan tahun ini. Sebab, penjualan produknya tidak akan sekuat momentum Lebaran tahun-tahun sebelumnya.
Adapun Chris menyarankan investor kembali melihat perusahaan-perusahaan yang tergolong murah tahun ini. "Dengan menurunnya daya konsumsi masyarakat, investor harus lebih pintar berhemat, dan menentukan prioritas dana yang akan digunakan," kata dia.
Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang dijual asing pada perdagangan Rabu (20/5)
Sementara itu, Janson menyarankan investor untuk mengambil posisi cash karena IHSG masih rentan terkoreksi ke level 4.100 hingga 4.200. "Karena concern akan laporan keuangan kuartal II 2020 yang sepertinya jelek. EPS growth bisa turun 40% hingga 50%," jelas Janson.
Adapun saat koreksi tersebut terjadi, dia merekomendasikan akumulasi buy on weakness saham-saham sektor perbankan seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan BBCA. Rekomendasi serupa juga berlaku untuk saham-saham sektor telekomunikasi seperti TLKM dan TOWR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News