Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) anjlok mendekati 20% pada perdagangan Jumat 21 September 2024. Padahal, saham BREN ini sempat menjadi pujaan para investor. Lalu, dengan penurunan harga saham BREN, investor perlu beli atau jual?
BREN adalah perusahaan milik orang terkaya Indonesia, Prajogo Pangestu. Diperkirakan, jumlah harta kekayaan Prajogo Pangestu mencapai US$ 62 ,3 miliar.
Pada perdagangan Jumat (21/9), harga saham BREN anjlok ke level 8.825, turun 2.200 poin atau 19,95% dibandingkan sehari sebelumnya. Saham BREN pun terkena ARB atau Auto Reject Bawah.
Penurunan harga saham milik orang terkaya Indonesia ini adalah antiklimak. Pasalnya, selama ini saham BREN menjadi pujaan investor.
Saham BREN terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada 9 Oktober 2024 di harga 780. Sejak saat itu harga saham BREN terus melesat.
Pada 11 September 2024 lalu, harga saham BREN mencapai rekor tertinggi di level 11.900.
Kini, harga saham BREN anjlok karena akan dikeluarkan dari Indeks FTSE Russel. Hal itu akibat tidak memenuhi persyaratan free float.
Dalam keterangan tertulis FTSE Russel pada Kamis (19/9), BREN dinilai tidak memenuhi aturan Free Float Restriction alias restriksi batas minimal saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik
Hal itu terkait aturan “Konsentrasi Pemegang Saham Tinggi” dan Kebijakan serta Pedoman Penghitungan Ulang FTSE Russell. Aturan ini untuk menghindari konsentrasi tinggi pemegang saham tertentu dalam saham yang menjadi konstituen indeks FTSE.
FTSE pun melihat, ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan.
Oleh karena itu, BREN pun dikeluarkan dari Indeks FTSE Russel efektif mulai Rabu (25/9) pekan depan.
Baca Juga: Cara Ke Bandara Soekarno-Hatta Hemat dengan Damri, Ini Rute & Harga Tiketnya
Sebelumnya, BREN dijadwalkan masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Series - Large Cap yang akan berlaku per 20 September 2024 dan efektif pada 23 September 2024.
“BREN efektif masuk pada pembukaan hari Senin, 23 September 2024, dan akan dihapus dari Indeks FTSE Russel mulai pembukaan hari Rabu, 25 September 2024. Ini akibat ada empat pemegang saham yang menguasai 97% dari total saham yang diterbitkan BREN,” ujar FTSE dalam pengumuman tersebut.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat, alasan FTSE dan semua indeks lain memasukkan atau mengeluarkan emiten sebagai konstituen adalah berdasarkan informasi di market yang sudah bersifat publik.
“Data ini sudah ada di BEI maupun KSEI. Emiten tidak bisa intervensi untuk menentukan keanggotaannya di suatu indeks,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (20/9).
Dalam kasus BREN, informasi mengenai porsi kepemilikan pengendali yang mencapai lebih dari 90%, sebenarnya sudah ada dan termuat sejak di prospektus IPO maupun data kepemilikan saham di KSEI saat ini.
Budi pun mempertanyakan apa alasan FTSE baru sekarang ini mengeluarkan BREN sebagai konstituen, setelah sebelumnya mengumumkan bahwa perseroan layak bergabung di dalam indeks global tersebut.