Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) turun dalam pada perdagangan Selasa 30 Juli 2024. Dengan pelemahan harga saham blue chip tersebut, apakah investor perlu beli, jual atau tahan?
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman lama di lantai bursa. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Salah satu saham LQ45 yang turun harga cukup dalam adalah saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) .
Pada perdagangan Selasa 30 Juli 2024, harga saham TLKM ditutup di level 2.880, turun 170 poin atau 5,57%. Harga saham TLKM ini merupakan yang terendah dalam sebulan terakhir.
Penurunan harga saham blue chip tersebut lantaran laporan kinerja Telkom yang melemah. Perolehan laba TLKM semester I-2024 turun dibandingkan periode saham tahun 2023.
Melansir laporan keuangan per 30 Juni 2024, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TLKM mencapai Rp 11,76 triliun. Ini turun 7,80% secara tahunan dari Rp 12,75 triliun.
Dari sisi top line, Telkom berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 75,29 triliun per 30 Juni 2024 atau tumbuh 2,47% secara tahunan dari Rp 73,47 triliun per Juni 2023.
Baca Juga: PPPK Tak Harus Undur Diri, Cek Formasi CPNS 2024 & Cara Buat Akun Sscasn.bkn.go.id
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Theodorus Melvin menjelaskan capaian laba bersih TLKM yang hanya Rp 11,76 triliun bahkan turun dari periode yang sama di 2023 ini berada di bawah ekspektasi.
Capaian laba bersih Telkom di semester I-2024 ini hanya setara 46% dari estimasi tahun buku 2024 konsensus analis. Tak hanya itu, laba usaha TLKM juga hanya setara dari 46% dari konsensus di sepanjang 2024.
"Meskipun jumlah pelanggan mengalami peningkatan, tetapi penurunan average revenue per user (ARPU) yang signifikan di segmen mobile menjadi penyebab utama penurunan kinerja," jelas Theodorus, Selasa (30/7).
Untuk gambaran, jumlah pelanggan seluler Telkom mencapai 159,88 juta per Juni 2024. Ini tumbuh 4,3% secara tahunan dari 154,26 juta pelanggan seluler per Juni 2023.
Sementara, ARPU Telkom turun sekitar 1% secara tahunan menjadi Rp 45.200 di semester I-2024. Padahal pada periode yang sama di 2023, ARPU Telkom sekitar Rp 47.500.
Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Tasrul Tanar mencermati pergerakan TLKM telah menembus level Rp 2.900, sehingga ada potensi penurunan menuju posisi Rp 2.830 per saham.
“Jadi wait and see terlebih dahulu karena ada potensi penurunan sampai Rp 2.830 per saham,” jela Tasrul dalam paparannya, Senin (7/3).
Baca Juga: Inilah Harga BBM Termurah Di Dunia Juli 2024, Malaysia Lebih Murah Dari Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News