Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
Peristiwa Brexit yang mengguncang pasar global kemungkinan akan membuat The Fed sulit menaikkan suku bunga hingga kuartal IV-2016. Imbasnya, dollar AS sulit terangkat dan membawa efek positif bagi harga perak. Di samping itu, perak diuntungkan sebagai aset tak berbunga.
Analis Bloomberg, Eily Ong dalam riset tanggal 27 Juni memaparkan, penguatan harga perak melampaui logam mulia lain yakni emas, platinum, dan paladium.
Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih percaya diri masuk dalam aset safe haven. Ada beberapa faktor yang membuat perak kian diminati.
Pertama, isu Brexit yang meningkatkan resiko tingginya volatilitas mata uang. Selanjutnya, potensi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menggelontorkan stimulus ekonomi sehingga dapat melemahkan mata uang Euro.
Kondisi ekonomi China juga masih terlihat melambat sementara tingkat suku bunga di beberapa negara tergolong rendah bahkan negatif. Tak heran jika investor cenderung memburu aset yang lebih aman.
Dengan melihat kondisi saat ini, Andri optimistis harga perak pada akhir tahun 2016 akan mencapai US$ 23 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News