kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usai Brexit, prospek perak semakin positif


Selasa, 28 Juni 2016 / 21:43 WIB
Usai Brexit, prospek perak semakin positif


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perak turut mendapat keuntungan dari gejolak ekonomi akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Prospek perak hingga akhir tahun kini semakin positif.

Mengutip Bloomberg, Selasa (28/6) pukul 20.12 WIB, harga perak kontrak pengiriman Juli 2016 menguat 0,28% ke level US$ 17,795 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.

Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto mengatakan, pergerakan perak sejalan dengan harga emas. "Penguatan harga perak terjadi karena imbas Brexit sehingga pelaku pasar melarikan dananya ke instrumen safe haven," paparnya.

Sebelum adanya peristiwa Brexit, perak sudah mencatat kinerja positif sepanjang tahun ini. Keputusan The Fed untuk merevisi kenaikan suku bunga tahun ini dari empat kali menjadi dua kali membuat pamor perak semakin berkilau.

Apalagi hingga saat ini The Fed belum juga menaikkan suku bunga. Kekhawatiran penurunan output perak menambah dorongan pada pergerakan harga. Penguatan perak bahkan berhasil melampaui emas.

Andri menduga efek Brexit akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan hingga pasar finansial global menemukan keseimbangan baru. Sedangkan secara keseluruhan, Brexit dapat menguatkan tren penguatan harga perak sepanjang tahun 2016.

Peristiwa Brexit yang mengguncang pasar global kemungkinan akan membuat The Fed sulit menaikkan suku bunga hingga kuartal IV-2016. Imbasnya, dollar AS sulit terangkat dan membawa efek positif bagi harga perak. Di samping itu, perak diuntungkan sebagai aset tak berbunga.

Analis Bloomberg, Eily Ong dalam riset tanggal 27 Juni memaparkan, penguatan harga perak melampaui logam mulia lain yakni emas, platinum, dan paladium.

Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih percaya diri masuk dalam aset safe haven. Ada beberapa faktor yang membuat perak kian diminati.

Pertama, isu Brexit yang meningkatkan resiko tingginya volatilitas mata uang. Selanjutnya, potensi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menggelontorkan stimulus ekonomi sehingga dapat melemahkan mata uang Euro.

Kondisi ekonomi China juga masih terlihat melambat sementara tingkat suku bunga di beberapa negara tergolong rendah bahkan negatif. Tak heran jika investor cenderung memburu aset yang lebih aman.

Dengan melihat kondisi saat ini, Andri optimistis harga perak pada akhir tahun 2016 akan mencapai US$ 23 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×