Reporter: Danielisa Putriadita, Olfi Fitri Hasanah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Anda investor saving bonds ritel (SBR) seri SBR002? Kalau ya, dan kebetulan saat ini Anda sedang butuh dana kas, mungkin Anda bisa mempertimbangkan mengajukan pelunasan sebelum jatuh tempo alias early redemption.
Sekadar mengingatkan, pemerintah memasang fitur early redemption pada penerbitan kedua surat utang negara yang memiliki karakteristik mirip tabungan ini. Syaratnya, pelunasan awal bisa dilakukan setelah investor menggenggam SBR tersebut selama satu tahun.
Nah, SBR002 terbit pada 26 Mei 2016 silam. Karena itu, tahun ini investor SBR002 bisa mulai melakukan early redemption. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sudah membuka pendaftaran untuk early redemption, yang akan berlangsung pada 1-14 Juni.
Tapi, pertimbangkan lebih jauh sebelum memutuskan menarik dana dari SBR. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar menjelaskan, investor harus memperhatikan kebutuhan masing-masing sebelum memutuskan menarik atau menahan dana di SBR. "Kedua pilihan sama-sama menguntungkan, asal sesuai dengan tujuannya," jelas Anil, kemarin.
Anil menuturkan, early redemption menjadi langkah yang tepat jika investor memang membutuhkan dana dalam waktu dekat. Namun, tidak direkomendasikan untuk dialokasikan ke instrumen lain, seperti deposito atau obligasi, yang hampir mirip seperti Obligasi Negara Ritel (ORI).
Maklum, ORI012 bertenor tiga tahun hanya memasang kupon 6,5%. Sedangkan deposito memberikan bunga lebih rendah lagi. "Dengan kupon SBR002 sebesar 7,5%, kalau mau redeem sekarang untung. Tapi kalau ditahan sampai jatuh tempo akan lebih untung lagi," cetus Anil.
Sekadar menyegarkan ingatan, SBR002 memberi kupon 7,5%, dihitung dari tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) saat itu 7,25% ditambah spread tetap 25 basis poin (bps).
Angka ini sekaligus dipatok sebagai kupon minimum (floor). Penyesuaian kupon dilakukan tiap tiga bulan. Antara 21 Mei-20 Agustus 2017, suku bunga LPS sebesar 6,25%. Dus, kupon SBR002 menggunakan acuan kupon minimum atau tetap di level 7,5%.
Tetap menarik
Jadi, bagi investor yang tidak terdesak menarik investasinya, sebaiknya menahan kepemilikan hingga jatuh tempo. Dengan demikian, keuntungan dari perolehan kupon akan maksimal.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra juga menyayangkan bila investor melakukan early redemption SBR002. Apalagi jika dana dialihkan ke instrumen lain yang tingkat imbal hasilnya lebih rendah. "SBR memberi kupon 7,5% tapi pajaknya sekitar 15% saja. Sementara di deposito pajak 20% tapi bunga jauh lebih kecil," kata Made.
Made juga menganjurkan investor menahan kepemilikan SBR002 hingga jatuh tempo tahun depan. "Kecuali kalau investor redeem memang untuk investasi di instrumen lain dengan imbal hasil lebih tinggi," kata Made.
Ke depan, Made memprediksi, instrumen investasi tersebut tetap jadi pilihan menarik. Mengingat, kupon SBR002 terpengaruh oleh pergerakan BI 7-day reverse repo rate. "Kalau suku bunga BI naik, berarti kupon SBR002 berpotensi naik juga. Kalau turun lagi, tetap 7,5%," tambah dia.
Namun, kekurangan dari SBR002 ini terletak pada likuiditasnya. Maklum, surat utang ini tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder seperti ORI atau sukuk ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News