Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah berharap dengan diterbitkannya Saving Bonds Ritel (SBR) seri SBR001 bisa mengumpulkan dana hingga Rp 2,5 triliun. Seperti diberitakan sebelumnya, hari ini Kementerian Keuangan mulai menawarkan instrumen pembiayaan baru ini kepada masyarakat.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Robert Pakpahan berharap masyarakat yang belum tertarik berinvestasi dalam surat berharga negara, bisa mencoba menginvestasikannya dalam SBR. "Penambahan instrumen baru ini untuk menambah jumlah investor," ujar Robert, Jumat (2/5) di Jakarta.
Sebab, menurutnya keberadaan SBR merupakan cara pemerintah untuk memperdalam pasar surat berharga negara. Sehingga, dengan adanya diversifikasi ini masyarakat yang tidak tertarik membeli surat berharga lainnya, bisa terakomodir.
Sebelum ada SBR kita sudah lebih akrab dengan surat Obligasi Ritel Indonesia (ORI). SBR memiliki sedikit perbedaan dengn ORI. Kalaau ORI bisa diperjual belikan di psar sekunder, maka SBR tidak bisa diperjualbelikan hingga masa jatuh tempo beraakhir.
Sebagai informasi, jenis kupon SBR bersifat mengambang dengan tingkat kupon minimal alias floating with floor. Tingkat kupon minimal yang ditawarkan sebesar 8,75%.
Adapun tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama, antara tanggal 31 Mei 2014 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2014 sebesar 8,75%. Tingkat kupon tersebut ditentukan dari tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), pada saat penetapan spread sebesar 7,5%.
Sementara tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan hingga jatuh tempo. Untuk penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada tingkat bunga penjaminan LPS, plus bunga spread tetap sebesar 125 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News