kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

UNSP akan menerbitkan obligasi global


Kamis, 03 Maret 2011 / 08:58 WIB
UNSP akan menerbitkan obligasi global
ILUSTRASI. Penjualan motor di tahun 2019 naik 1,6%


Reporter: Didik Purwanto |

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) berencana menerbitkan obligasi global (global bonds). Dana hasil penerbitan obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) ini akan dialokasikan untuk refinancing utang yang jatuh tempo pada November 2011.

Direktur Utama UNSP Ambono Janurianto bilang nilai utang tersebut mencapai US$ 185 juta. Untuk itu, UNSP akan menerbitkan obligasi senilai US$ 200 juta. "Obligasi harus terbit paling lambat Juni 2011," ujar Ambono, kemarin (2/3).

UNSP akan menerbitkan obligasi global bertenor 3-5 tahun. Anak usaha Grup Bakrie ini menunjuk Credit Suisse dan Deutsche Bank sebagai arranger penerbitan obligasi. Menurut laporan keuangan UNSP yang belum diaudit (unaudited), laba bersih UNSP di 2010 naik 211,5% dari Rp 252,78 miliar menjadi Rp 787,3 miliar. Laba bersih tumbuh mengikuti kenaikan harga sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan karet.

Ambono menjelaskan dua komoditas tersebut masih merupakan primadona di pasar. "Laba naik karena pendapatan dari CPO naik sekitar 65% dan karet naik sekitar 35%," ucap dia. Selain karena harga naik, produksi dua komoditas itu melimpah ruah.

Selain itu, sepanjang 2010 lalu UNSP berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 2,95 triliun. Artinya, pendapatan UNSP naik sekitar 27% dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,35 triliun.

Namun volume penjualan CPO perusahaan ini justru anjlok 18,7%, dari 279,8 ton di 2009 menjadi 227,37 ton di 2010. Begitu pula dengan penjualan inti sawit yang turun 18,1%. Sedang penjualan karet naik tipis, sekitar 3,4%.

Tahun ini UNSP memperkirakan pendapatan bisa naik 100% menjadi Rp 5,9 triliun. Kenaikan ini didorong oleh produksi CPO tahun ini yang diperkirakan akan naik 30% menjadi 350 ton.

Namun Ambono memperkirakan laba bersihnya hanya sekitar 10% dari pendapatan. Artinya, laba bersih UNSP di 2011 justru turun sekitar 33,4% dari laba bersih 2010. "Tapi itu belum menghitung extraordinary revenue. Semoga saja ada, jadi bisa lebih tinggi," kata Ambono berharap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×